Liputan6.com, Jakarta - Ketepatan waktu tiba di stasiun merupakan hal yang paling sering dikeluhkan penumpang. Tak jarang, lamanya kereta tiba membuat penumpang kesal, dan melakukan aksi protes seperti yang terjadi di Bekasi Kamis pagi.
"Ketepatan waktu tidak akan pernah tercapai. Sebab, saat ini track atau rel yang dipakai KRL masih berbarengan dengan kereta antar kota dan barang," kata Direktur Utama PT KRL Commuter Jabodetabek, Tri Handoyo di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2014).
"Nggak ada harapan ketepatan waktu di commuter karena track-nya dipakai bareng-bareng," imbuhnya.
Tri menjelaskan, rel yang digunakan KRL saat ini sebagian besar digunakan berbarengan dengan kereta lainnya. Salah satu contohnya, rel KRL jurusan Jakarta Bekasi. KRL harus bergantian menggunakan rel dengan kereta antar kota dan kereta barang. Padahal di seluruh dunia, commuter memiliki rel sendiri.
"Di seluruh dunia, track commuter itu dedicated untuk dirinya sendiri. Kenapa, karena waktunya yang sangat pendek. Jadi pengaturannya sangat rinci. Jadi tidak boleh terganggu dengan kereta lain," lanjutnya.
Untuk itu, pembangunan double-double track sangat diperlukan saat ini. Jika tidak, ketepatan waktu yang diidamkan penumpang KRL tidak akan tercapai.
"Jadi ketepatan waktu di KRL itu sangat sulit dicapai apabila track masih dipakai bersama," tandas Tri.
Advertisement