Siasat Pertamina & Pengusaha Biar Mobil Murah Tak Tenggak Premium

Pertamina dan Gaikindo menyiapkan siasat khusus untuk melarang mobil murah menenggak BBM bersubsidi. Apa itu?

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Apr 2014, 16:36 WIB
Data terbaru Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) menyingkap rapor merah dari penjualan LCGG.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyiapkan siasat khusus untuk melarang mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) menenggak bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Apa siasatnya?

Ketua Umum Gaikindo, Sudirman mengatakan siasat tersebut adalah dengan mengecilkan mulut tangki penyimpanan BBM pada mobil murah dan menyesuaikannya dengan ujung nozzle pengisian BBM non bersubsidi.

Pasalnya, ujung nozzle BBM non subsidi lebih kecil ketimbang BBM bersubsidi. Dengan begitu jika mulut tangki dikecilkan, pemilik kendaraan akan kesulitan mengisi BBM bersubsidi karena mulut tangki lebh kecil ketimbang nozzle-nya.

"Bu Karen (Direktur Utama Pertamina) juga bilang Pertamina nozzle-nya juga kecil (untuk BBM non subsidi)," kata Sudirman di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Namun menurutnya, rencana tersebut tidak bisa langsung diaplikasikan karena Pertamina akan melakukan pemetaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terlebih dahulu untuk mencocokkan ukuran nozzle di SPBU. Namun, sebagai produsen kendaraan GAIKINDO siap menerapkan hal tersebut.

"Produsen, siap, kalau in line pipe-nya dikecilkan mengikuti nozzle pertamina," ungkapnya.

Produsen kendaraan pun menyanggupi program tersebut dapat terlaksana empat bulan ke depan, karena mengubah ukuran mulut tangki membutuhkan payung hukum dari Kementerian Perindustrian.

"Kami minta waktu 3-4 bulan. Berapa banyak yang akan diubah. Tetapi nanti akan ikuti dari kemenperin sebagai payung hukum," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya