Liputan6.com, Kathmandhu - Gunung Everest longsor dan 'menelan' 2 sherpa (pemandu pendakian) hingga tewas. Sementara 7 lainnya hilang akibat longsor tersebut.
Menurut pejabat kementerian periwisata Nepal, Tilak Pandey Ram, seperti dilansir dari CNN, Jumat (18/4/2014), sekelompok orang berjumlah sekitar 50 orang itu terkena longsoran salju pada ketinggian lebih dari 20.000 kaki. Sebagian besar dari mereka adalah sherpa Nepal.
Longsoran itu terjadi tepat di atas base camp di Khumbu Ice Fall. "Para pendaki telah diselamatkan. Tim penyelamat telah pergi... untuk mencari yang hilang," kata Pandey.
Pada periode 15 Mei sampai 30 Mei, adalah waktu terbaik untuk mencapai puncak gunung Everest yang ketinggiannya mencapai 29.028 kak .
Para pendaki dan pemandunya telah bersiap untuk mencapai puncak. Mengatur rute pendakian, mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca, dan menyiapkan kamp-kamp di sepanjang rute pendakian.
Para pendaki biasanya tiba pada bulan April, untuk bersiap-siap sebelum menuju puncak gunung tertinggi di dunia. Sherpa lokal hadir, menjadi pemandu untuk klien mereka yang sebagian besar turis asing.
Musim tersibuk
Musim semi adalah musim pendakian tersibuk setiap tahun. 334 pendaki asing telah diberi izin untuk mendaki Everest selama beberapa bulan ke depan. "Dengan perkiraan 400 sherpa yang membantu mereka," kata pejabat kementerian pariwisata Nepal lain, Dipendra Poudel.
Sampai 1970-an, hanya segelintir pendaki mencapai puncak setiap tahun. Angka tersebut melampaui 100 untuk pertama kalinya pada 1993.
Advertisement
Pada 2004, jumlah pendaki bertambah lebih dari 300. Lalu pada 2012, jumlah itu meningkat pesat mencapai lebih dari 500 orang.
Tahun paling mematikan, yang menelan banyak korban jiwa di Everest, adalah 1996. Ketika itu 15 orang tewas. (Yus Ariyanto)
Baca Juga