Waspadai Kontraksi Palsu Saat Usia Kandungan ke-8

Ketika kandungan baru berusia delapan bulan dan Anda merasakan kontraksi, jangan beranggapan kalau Anda akan segera melahirkan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 20 Apr 2014, 16:00 WIB
(Foto: Ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Ketika kandungan baru berusia delapan bulan dan Anda merasakan kontraksi, jangan beranggapan kalau Anda akan segera melahirkan. Bisa jadi itu adalah kontraksi palsu.

Dokter Obstetri dan Ginekologi Siloam Hospital Semanggi, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes mengatakan kontraksi palsu adalah kontraksi rahim yang belum teratur, yang tidak bakal menimbulkan munculnya proses kelahiran. Menurutnya hal ini biasa dan dirasakan para wanita ketika usia kandungan delapan bulan.

"Biasanya, bukan di puncak rahim. Dia terasa di bagian perut depan, bagian bawah. Bisa jadi, itu karena oksitosin sudah mulai ada. Bisa jadi juga, karena gerakan anak" kata Ardiansjah di Jakarta, Sabtu (19/4/2014).

Kontraksi palsu berbeda dengan kontraksi asli (his). His terjadi secara reguler dan teratur. Bila semakin teratur, maka akan terasa semakin kencang. Sedangkan kontraksi palsu, memiliki sifat hilang dan timbul.

Dari segi waktu, kontraksi palsu dapat berlangsung kurang dari 20 detik, terkadang dapat mencapai dua menit. Kalau his, berkisar 30-60 detik, dan pada fase persalinan yang paling aktif, sekitar 75 detik.

"Muncul siang ini, bisa muncul lagi dua hari ke depan. Ya, itu tidak apa-apa," kata Ardiansjah menambahkan.

Hanya saja, kata Ardiansjah, kalau ibu hamil yang baru berusia delapan bulan dan sering mengalami kontraksi palsu, itu tandanya sudah tidak masuk fase palsu lagi, melainkan sudah mau memasuki fase his. Kondisi seperti ini yang menyebabkan bayi lahir prematur.

"Maka itu, ketika delapan bulan, pasien sudah mulai merasakan kontraksi," kata dia.

Jika ada pasien yang datang padanya dalam kondisi seperti ini, biasanya Ardiansjah akan memberikan obat untuk melunakkan rahim atau disebut dengan obat antikontraksi.

Dan biasanya pasien akan ditanya tentang aktivitas apa saja yang dilakukan. Bila terlalu sering melakukan perjalanan jauh, Ardiansjah akan meminta pada pasiennya untuk istirahat.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya