Liputan6.com, Jakarta - Belasan petugas kebersihan PHL (pekerja harian lepas) Dinas Kebersihan DKI Jakarta, mendatangi rumah Gubernur DKI Joko Widodo. Kedatangan 13 orang petugas kebersihan itu bukan untuk mendukung pencalonan Jokowi sebagai capres, tapi protes karena upah mereka tak dibayar.
Sebelumnya, rombongan bertugas kebersihan itu mencegat Jokowi ketika hendak meninggalkan Masjid Sunda Kelapa usai shalat Jumat. Jokowi ternyata mengundang mereka untuk bertandang ke rumahnya.
"Masalahnya dari Januari sampai sekarang gaji kami tidak dibayar," ujar seorang petugas kebersihan, Rosdewi, usai bertemu Jokowi, Jumat (18/4/2014).
Perempuan 40 tahun itu mengaku, ia dan 49 rekannya yang bertugas membersihkan jalan dan taman di daerah Menteng, Jakarta Pusat, merupakan petugas peralihan dari PT Sarana Organtama Resik (SOR) yang bergerak pada bidang kebersihan.
Ros, panggilan warga Depok itu, ketika bekerja di perusahaan milik Letjen Purn Achmad Kemal Idris (Jenderal Sampah) itu, digaji Rp 40.000 per hari.
Namun, saat beralih pengelola ke Dinas Kebersihan DKI sejak Januari 2014, ia dan rekan-rekannya belum sepeser pun mendapatkan gaji. Padahal mereka dijanjikan upah sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP) Rp 2,4 juta.
"Dulu di SOR nggak pernah telat bayar gaji. Sekarang di Sudin Pusat sampai sekarang belum," jelasnya.
Padahal para petugas itu sudah memenuhi syarat untuk bisa mendapatkan gaji, yakni memiliki rekening Bank DKI. Namun, hingga hampir 4 bulan, tak sepeser pun gaji diperoleh.
Mendengar laporan ini, Jokowi berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut. "Senin atau Selasa saya rampungkan," ujar Jokowi di kediamannya di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat.
Jokowi mengungkapkan akan mengecek langsung ke Dinas Kebersihan. Dia mengaku, sebelumnya telah mencoba menghubungi kepala Suku Dinas Kebesihan Jakarta Pusat Anggiat Togatorop. Tapi teleponnya tak pernah dianggat.
Advertisement
(Yus Ariyanto)
Baca Juga