Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar akan menggelar Rapimnas pada Mei 2014 mendatang. Dalam Rapimnas itu, akan ditentukan apakah Aburizal Bakrie tetap diperjuangkan sebagai calon presiden atau mengambil peluang sebagai calon wakil presiden bagi partai lain.
"Aburizal Bakrie cukup menjanjikan dari hasil survei. Tapi kalau dipaksakan menjadi capres dan ternyata kalah, Golkar akan kehilangan masuk dalam pemerintahan teratas sebagai wakil presiden. Itulah yang sedang bergejolak di Golkar. Dan menurut saya, akan diselesaikan dalam Rapimnas Golkar Mei nanti," kata politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang di Jakarta, Sabtu (19/4/2014).
Zainal menjelaskan, impian seluruh kader Golkar memimpinkan untuk mengusung calon presiden sendiri. Tapi suara Golkar pada 9 April 2014 bukan yang terbesar, sehingga posisi capres Golkar terancam.
Masalah lain, kata dia, seandainya Golkar menyepakati hanya akan mengusung calon wakil presiden, sosok tepat yang akan diusung pun perlu dipertimbangkan ulang karena saat ini tersisa dua nama potensial menjadi calon presiden, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
"Jika memang mengusung cawapres tentu butuh mekanisme dan pemikiran. Di PDIP sendiri sudah ada wacana yang bergulir bahwa sosok yang mendampingi Jokowi sebaiknya yang lebih muda. Tidak bergaya seperti presiden dan berlatar belakang militer agar bisa melindungi Jokowi dari tekanan Prabowo," jelas Zainal.
Sementara Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari mengaku pihaknya telah didekati beberapa partai untuk bisa mengusung capres dan cawapres. Salah satunya Partai Hanura. Bahkan, berembus kabar Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical akan disandingkan dengan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
Kendati demikian, dia menilai duet Ical-Wiranto belum final. Bisa saja terjadi duet Ical-Hary Tanoesoedibjo. Hal ini, tegasnya, masih dalam pertimbangan Partai Golkar. (Ant/Nadya Isnaeni)
Advertisement