Dituduh Dalang Akuisisi BTN, Ini Pembelaan Gubernur BI

Serikat Pekerja BTN menuding Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebagai pihak dibalik rencana akuisisi BTN oleh PT Bank Mandiri

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Apr 2014, 12:13 WIB
Usai diperiksa, Agus Martowardojo memberikan keterangan pada media (Liputan6.com/ Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Serikat Pekerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menuding Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebagai pihak dibalik rencana akuisisi BTN oleh PT Bank Mandiri Tbk.

Namun seolah tak terima, mantan Menteri Keuangan itu memberikan pembelaan atas tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

Hal ini sekaligus menjawab kabar Agus Marto telah merestui Bank Mandiri untuk mengambilalih saham BTN menggunakan obligasi rekap Bank Mandiri yang saat ini tercatat senilai Rp 70 triliun. Surat utang tersebut selama ini belum terserap pasar.

"Oh nggak, saya sudah sejak 2010 meninggalkan Bank Mandiri dan saya tidak bisa berkomentar terkait itu. Karena kami sebagai otoritas moneter dan makro prudensial hanya menyampaikan pandangan dari institusi kami," jelas Agus usai Penandatanganan Perpanjangan Pojaknas TPID di kantor BI, Jakarta, Senin (21/4/2014).

Dia menjelaskan bahwa urusan akuisisi BTN dan Bank Mandiri merupakan wewenang dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Tanyakan ke Kementerian BUMN," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Serikat Pekerja BTN, Satya Wijayantara menduga ada campur tangan Agus Martowardojo dalam rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.

"Ada peran Pak Agus Martowardojo dalam akuisisi ini, mengingat BTN diakuisisi bukan dari dana Bank Mandiri tapi dari obligasi rekap yang belum diserap pasar. Kan Agus Marto pernah jadi direktur utama Bank Mandiri," kata Satya.

Sekadar informasi, Direktur Utama Bank Mandiri saat ini, Budi Gunadi Sadikin pernah menyebut, perseroan memiliki obligasi rekap dengan total senilai Rp 70 triliun. Obligasi tersebut sangat cukup untuk mendanai rencana aksi korporasi besar itu.

Lanjut Satya, kinerja Bank Mandiri sekarang ini tengah merosot. Dan hal ini akan sangat berisiko bagi masa depan BTN apabila rencana tersebut benar-benar terealisasi.

"Kinerjanya Bank Mandiri lagi merosot, nah ini akan berisiko tinggi buat BTN. Kalau turun, bisa saja Bank Mandiri jual KPR-KPR BTN," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya