Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan masih menghitung nilai sewa lahan 200.000 meter persegi yang diajukan PT Jakarta Monorail (JM). Jika nanti penghitungan selesai, pembangunan monorel bisa dilakukan.
"Jadi intinya kita tinggal hitung dia (PT Jakarta Monorail) mau sewa kita berapa. Kan dia butuh 200 ribu meter persegi untuk buat bangunan, itu sudah ada perjanjian yang lama. Boleh," ujar Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (21/4/2014).
Penghitungan sewa lahan juga dilakukan PT Jakarta Monorail. Nantinya dari kedua belah pihak menyatukan hasil kalkulasi masing-masing.
Pria yang karib disapa Ahok itu mengatakan, hasil penghitungan sewa lahan tersebut akan diberikan pada 15 Mei 2014. Dengan begitu, pendapatan dari monorel berasal dari 20% tarif tiket dan 80% selebihnya dari bisnis properti yang akan dibangun, misalnya food court di stasiun monorel.
"Kalau itu masuk, berarti monorel dibangun, berarti bisa tutup. Tapi sekarang belum. Tinggal hitung sewa propertinya itu saja berapa," jelasnya.
Pada Selasa, 18 Maret 2014, Ahok mengungkapkan alasan terkendalanya pembangunan proyek yang idenya dimulai sejak 2004 itu. Alasan utama adalah perencanaan bisnis (business plan) dari PT JM yang tak juga selesai pengkajiannya.
"Business plan yang jumlah penumpang sudah diturunin jadi 150 ribuan orang, itu oke. Makanya sekarang PT JM mau ganti dan nutupin (pembiayaan itu) pakai properti. JM, di atas semua stasiun monorel mau bangun properti. Minta 200 ribu meter persegi, mau ngambil di mana?" ujar Ahok kala itu.
(Shinta Sinaga)
Advertisement