Liputan6.com, Jakarta- Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai Partai Golkar pantas mengevaluasi pencapresan Aburizal Bakrie atau Ical. Bila Ical bersikeras maju capres, Boni memprediksi Golkar bakal menjadi penari latar di Pilpres 2014.
"Kalau tetap usung Ical, maka Golkar akan jadi penari latar di pentas ini. Kalau realisitis, evaluasi Ical itu tuntutan yang pantas diterima," kata Boni dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Pengamat politik itu mengatakan penentuan figur yang maju sebagai capres menentukan pula persentase menang dalam Pilpres 2014. Bila Ical tetap maju, kecil kemungkinan akan terpilih jadi presiden. Sebab ada 2 kekuatan dalam Pilpres 2014 Juli mendatang, yakni capres PDIP Joko Widodo atau Jokowi melawan capres Gerindra Prabowo Subianto.
"Penentuan figur menentukan kebangkitan partai. Saya sarankan evaluasi pencapresan Ical, dan apakah Golkar sekadar usul cawapres ke Jokowi atau Prabowo. Semoga Golkar 2014 jangan jadi pelengkap," ucap Boni.
Terlepas dari figur Ical, partai berlambang pohon beringin itu dengan perolehan suara hasil hitung cepat mencapai 14 persen, punya posisi tawar yang tinggi. Tak hanya itu, Boni melihat Golkar bisa menjadi king maker.
"Golkar hari ini sebagai pemenang kedua ada bargaining power strategis, di mana, ke mana pun Golkar berpihak akan menentukan pemenang," pungkas Boni.
Politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang mengatakan kepastian mengusung Ical sebagai capres atau tidak akan diputuskan pada Rapimnas 3 Mei mendatang.
"Aburizal Bakrie cukup menjanjikan dari hasil survei. Tapi kalau dipaksakan menjadi capres dan ternyata kalah, Golkar akan kehilangan masuk dalam pemerintahan teratas sebagai wakil presiden. Itulah yang sedang bergejolak di Golkar. Dan menurut saya, akan diselesaikan dalam Rapimnas Golkar Mei nanti," ujar Zainal, Sabtu 19 April lalu.
Namun menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Sharif Cicip, Rapimnas tak akan mengubah keputusan soal pencalonan Aburizal itu. "Jadi hanya penetapan cawapres. Kriteria kami sudah ada, nanti disesuaikan dengan itu," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut pada Jumat 11 April lalu.
(Shinta Sinaga)
Advertisement