Liputan6.com, Sao Paulo Banyak media yang bisa digunakan untuk menghasilkan karya seni bernilai tinggi. Namun Vik Muniz seorang seniman yang sebelumnya sempat membuat lukisan dari tumpukan sampah, kini memilih butiran pasir sebagai media untuk membuat karya seni terbarunya.
Seperti yang dilansir dari Odditycentral, Selasa (22/4/2014), Vik Muniz dan seorang peneliti asal MIT Marcelo Coelho berkolaborasi untuk membentuk gambar dalam media yang paling kecil yaitu butiran pasir.
Advertisement
Berbeda dari karya sebelumnya yang sangat besar dan harus dilihat dari atas untuk mengerti apa maksudnya, kali ini Anda harus menyiapkan mikroskop agar dapat melihat gambar-gambar istana di butiran-butiran pasir spesial tersebut.
Demi menciptakan karya ini, keduanya harus melewati waktu bertahun-tahun agar dapat secara sempurna membuat gambar bangunan tersebut dimedia yang kecil.
Awalnya saat sang pelukis mendatangi Marcelo, ia pikir Vik hanya bercanda, “Menurutku bagaimana kecilnya kemungkinan ini akan berhasil malah membuatku jadi semangat,” tutur sang peneliti.
Awalnya Vik membuat sketsa istana-istana tersebut menggunakan kamera lucida. Kemudian ia mengirimkan gambarnya kepada Marcelo yang berusaha mencari alat yang dapat mentrasfer lukisan tersebut kedalam butiran pasir.
Setelah empat tahun akhirnya ia berhasil menyelesaikan karya seninya dengan bantuan alat yang dinamakan focused ion beam (FIB) yang biasanya dipakai untuk microchip.
“Kurasa inilah yang terumit dan paling susah yang pernah kukerjakan,” kata Marcello.
Detail dari gambar lukisan Vik pun berhasil tergambar dengan jelas dalam pasir tersebut. Karya Vik ini kemudian dipamerkan di Tel Aviv Museum of Art bersama dengan karya Vik lainnya sepanjang 25 tahun belakangan ini.