Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menawarkan pengelolaan 10 bandara milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) kementerian tersebut kepada pihak swasta.
Rencananya dalam 4-5 bulan kedepan Kemenhub akan menggelar lelang untuk menentukan pihak yang bisa melakukan pengelolaan.
"10 bandara itu adalah bandara yang aktif dengan jumlah penumpang tinggi, di atas 500 ribu penumpang. Dalam 4-5 bulan kedepan diharapkan sudah ada lelang diikuti oleh pihak swasta," ujar Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Bambang Tjahyono di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014).
Dia mengatakan ada 10 bandara yang akan ditawarkan, yaitu Bandara Sentani (Jayapura), Bandara Mutiara (Palu), Bandara Juwata (Tarakan), Bandara Matahora (Wakatobi), Bandara Sultan Babullah (Ternate), Bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya), Bandara Komodo (Labuan Bajo), Bandara Hanandjoedin (Tanjung Pandan), Bandara Fatmawati (Bengkulu), dan Bandara Radin Inten II (Lampung).
Sedangkan menurutnya, bandara yang banyak diminati oleh pihak swasta antara lain Bandara Matahora (Wakatobi), Bandara Komodo (Labuan Bajo), Bandara Hanandjoedin (Tanjung Pandan).
Advertisement
"Labuan Bajo kita termasuk yang surprise karrena bandara di sana relatif kecil. Saat ini sedang kita siapkan dokumen untuk 3 bandara udara itu," katanya.
Dengan pengelolaan yang yang diserahkan kepada pihak swasta, menurut Bambang akan turut meringankan beban APBN karena tidak semua anggaran seperti untuk pengelolaan dan perawatan bandara akan ditanggung oleh pengelola baru.
"Kalau itu dikelola pemerintah, berapa biaya listrik yang harus dikeluarkan, misalnya. Dengan begitu akan menghemat APBN," tandasnya.
Baca Juga