Predator Seks, Mantan Guru JIS Pernah Jadi Korban Pencabulan

William James Vahey kabarnya pernah bekerja di Indonesia sebagai guru di JIS. Semasa kecilnya, Vahey pernah menjadi korban pelecehan seksual

oleh Melly Febrida diperbarui 23 Apr 2014, 13:00 WIB
(Foto: FBI.Gov)

Liputan6.com, New York William James Vahey, seorang Warga Negara Amerika Serikat (AS), kabarnya pernah bekerja di Indonesia sebagai guru di Jakarta International School (JIS) selama 10 tahun, yakni dari 1992-2002. Seperti dikutip dari fbi.gov, Rabu (23/4/2014) pria berusia 64 tahun itu ternyata pernah mengalami pelecehan seksual saat masih anak-anak.

Vahey yang pernah dipenjara di California pada tahun 1969 dengan tuduhan penganiaayan anak, ditemukan bunuh diri pada bulan lalu setelah ketahuan pimpinannya memiliki foto-foto porno anak-anak lelaki yang kelihatannya dibius terlebih dahulu. Pada saat itu, Vahey mengajar sejarah dunia di kelas sembilan dan Geografi di American Nicaraguan School di Managua

Ketika pihak sekolah memperlihatkan foto-foto tersebut, Vahey mengaku ia pernah dilecehkan sewaktu kecil dan memangsa anak laki-laki lainnya di seluruh hidupnya.

Vahey sudah mengajar di sekolah swasta di sembilan negara berbeda sejak 1972. Korbannya diyakini anak laki-laki berusia antara 12-14 tahun dan mungkin korban tak menyadari apa yang menimpanya.

Agen Khusus Patrick Fransen menjelaskan, setidaknya ditemukan ada 90 foto korban Vahey. Di foto-foto itu tercantum tanggal dan lokasi saat Vahey mendampingi field trip siswa mulai tahun 2008. Dari penyelidikan memang terungkap Vahey menemani murid-murid dalam perjalanan yang sama di sepanjang karirnya.

Fransen yang merupakan pensiunan FBI selama 16 tahun mengkhususkan diri dalam kejahatan anak-anak. Ia mencatat Vahey telah mengajar di sekolah AS sejak 1970an. "Saya khawatir ia sudah memangsa banyak siswa lainnya sebelum tahun 2008,

"Saya belum pernah melihat kasus lain di mana seorang individu sudah mencabuli banyak anak selama jangka waktu yang panjang."

Selain mengajar, Vahey melatih tim basket untuk anak laki-laki di beberapa sekolah tempat ia mengajar. Guru yang populer dan dihormati itu sudah biasa mengatur perjalanan siswa ke luar kota dan menggkoordinasi agenda perjalanan termasuk penempatan kamar anak-anak.

"Dia memiliki akses ke anak-anak karena posisinya yang dipercaya," kata Fransen.

"Dia menciptakan sistem yang memberinya kesempatan dan sarana untuk menganiaya anak-anak di mana anak-anak itu tak sadar sehingga mustahil bagi mereka untuk membela saat penganiayaan," kata Fransen.

Menurut pengakuannya sendiri, Vahey menggunakan pil tidur ke korbannya. Tapi penyelidik ingin mempelajari lebih lanjut tentang metode dan obat yang digunakannya.

Vahey selama empat dekade terakhir mengajar di sekolah-sekolah Amerika di Nikaragua, Inggris, Venezuela, Indonesia, Arab Saudi, Yunani, Iran, Spanyol, dan Lebanon. Korbannya adalah multinasional.


Siapa yang Jadi Pedofilia?

Siapa yang Jadi Pedofilia?

Seperti diketahui, seorang pedofilia biasanya memiliki minat seksual primer terhadap anak-anak praremaja. Tapi tak semua pedofil menganiaya anak dan sebaliknya. Ini artinya, tak setiap pedofil bertindak karena dorongan hatinya. Dan kebanyakan orang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak tidak secara ekslusif atau terutama tertarik secara seksual kepada korbannya.

Donald Findlater, Direktur Lucy Faithfull Foundation, sebuah badan aman yang didedikasikan pencegahan pelecehan seksual anak menjelaskan bahwa pedofilia itu perilaku yang dipelajari.

"Mungkin beberapa bisa genetik, tapi biasanya ada beberapa peristiwa penting dalam kehidupan seseorang, seperti pelecehan seksual atau lingkingan yang diintimidasi...saya percaya itu dipelajari dan bisa dipelajari.

Ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan terhadap 344 pria. Analisis penelitian tersebut menunjukkan, pedofil yang mengaku memiliki kepentingan erotis dengan anak-anak lebih sering mengklaim mereka pernah mengalami pelecehan seksual sewaktu masa kecil

Sedangkan Psikolog Glenn Wilson yang merupakan penulis The Child-Lovers: a Study of Paedophiles in Society berpendapat, mayoritas pedofil terlihat lembut dan rasional. Bahkan sebanyak 1-2 persen pedofilia merupakan sosok yang diterima secara luas.

Dikutip dari Psychology Today, Profesor Emeritus Psikiatri dan Mantan Psikiatri dari University of Tennesessee Health Science, David M. Allen, MD mengatakan, pedofilia didefinisikan sebagai fantasi atau aktivitas seksual yang lebih senang dilakukan ke anak-anak usia kecil sampai remaja.

Selain itu, orang-orang yang memiliki kelainan ini, disebut David sebagai sosok yang sering menipu diri sendiri terhadap tindakan yang dilakukannya pada anak-anak. Jenis kegiatannya beragam, mulai hanya senang melihat anak laki-laki dari kejauhan, menyentuh meski tidak seluruh tubuh, membuka bajunya, sampai melibatkan anak-anak itu dengan seks oral atau menyentuh kelamin korban.

Menurut David, anak-anak yang sering tidak diperhatikan, kesepian, atau kurang kasih sayang, berisiko besar menjadi korban.

Baca Juga: 

Benarkah Ada Mantan Guru JIS yang Predator Seks Anak?

Seperti diketahui, seorang pedofilia biasanya memiliki minat seksual primer terhadap anak-anak praremaja. Tapi tak semua pedofil menganiaya anak dan sebaliknya. Ini artinya, tak setiap pedofil bertindak karena dorongan hatinya. Dan kebanyakan orang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak tidak secara ekslusif atau terutama tertarik secara seksual kepada korbannya.

Psikolog Glenn Wilson yang merupakan penulis  The Child-Lovers: a Study of Paedophiles in Society berpendapat, mayoritas pedofil terlihat lembut dan rasional. Bahkan sebanyak 1-2 persen pedofilia merupakan sosok yang diterima secara luas.

Dikutip dari Psychology Today, Profesor Emeritus Psikiatri dan Mantan Psikiatri dari University of Tennesessee Health Science, David M. Allen, MD mengatakan, pedofilia didefinisikan sebagai fantasi atau aktivitas seksual yang lebih senang dilakukan ke anak-anak usia kecil sampai remaja.

Selain itu, orang-orang yang memiliki kelainan ini, disebut David sebagai sosok yang sering menipu diri sendiri terhadap tindakan yang dilakukannya pada anak-anak. Jenis kegiatannya beragam, mulai hanya senang melihat anak laki-laki dari kejauhan, menyentuh meski tidak seluruh tubuh, membuka bajunya, sampai melibatkan anak-anak itu dengan seks oral atau menyentuh kelamin korban.

Menurut David, anak-anak yang sering tidak diperhatikan, kesepian, atau kurang kasih sayang, berisiko besar menjadi korban.

- See more at: http://health.liputan6.com/read/2040598/benarkah-ada-mantan-guru-jis-yang-predator-seks-anak#sthash.QWnuX8gx.dpuf

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya