Liputan6.com, China Berencana untuk mengekspansi pasar global, vendor smartphone asal Negeri Tiongkok, Xiaomi terlihat tengah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya adalah dengan 'memangkas' nama domainnya.
Sebelumnya, Xiaomi menggunakan nama domain Xiaomi.com, dan saat ini telah memangkas empat huruf awal menjadi Mi.com. Perubahan nama domain ini diduga sebagai trik untuk menarik pengguna di luar pasar China agar lebih mudah mengingat Xiaomi. Demikian seperti dikutip dari Techcrunch, Kamis (24/4/2014).
`Xiaomi` dalam basaha Tiongkok berarti beras kecil, sedangkan `Mi` memiliki arti beras yang sedikit. Mi yang ada dalam domain baru tersebut juga menjadi akronim “Mobile Internet” yang secara tidak langsung mengasosiasikan Xiaomi sebagai perusahaan internasional.
Hal itu tentunya sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang berusaha untuk mencetak kesuksesan di pasar global, sama seperti yang terjadi di kampung halamannya yaitu China.
Xiaomi sendiri berdiri pada tahun 2010 dan meluncurkan ponsel pertamanya satu tahun kemudian. Setelah itu, Xiaomi berhasil menjual 27 juta unit smartphone hanya dalam waktu dua tahun. Awal bulan ini Xiaomi mengumumkan bahwa dalam tiga bulan pertama di tahun 2014, telah berhasil menjual 11 juta unit smartphone.
Angka itu sangat mengejutkan, mengingat sepanjang tahun 2013, Xiaomi hanya membukukan penjualan 18,7 juta unit smartphone - tumbuh 160 persen dari tahun 2012.
Untuk tahun ini perusahaan asal Negeri Panda itu menargetkan penjualan sebanyak 60 juta unit smartphone. Target itu dirasa cukup masuk akal ketika melihat angka penjualan yang semakin meroket.
Untuk dapat mencapai target penjualan tersebut Xiaomi rencananya akan mengekspansi pasar global. Mereka berencana memasarkan smartphone di kawasan Eropa dan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Vietnam, selain India dan Amerika Latin.
Bahkan di Indonesia, ekspansi Xiaomi sudah mulai tercium dengan kehadiran ponsel seri Redmi dan Mi3 dalam daftar produk yang sedang diuji di Dirjen Postel. Kedua produk itu kabarnya bakal diluncurkan secara global di bulan Mei 2014.
Energi & Tambang