Gerilya Predator Seksual Lintas Benua

Nama William James Vahey dikabarkan pernah menjadi guru di JIS. Berarti Vahey telah bergerilya menjadi predator seksual lintas dunia?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 24 Apr 2014, 00:07 WIB
Situs FBI yang mengumumkan William James Vahey menjadi buron internasional atas kasus pelecehan seks terhadap anak-anak (Foto: www.fbi.gov)

Liputan6.com, Washington DC - Oleh: Rizki Gunawan, Aditya Eka Prawira, Melly Febrida, Shinta NM Sinaga

Ibukota sedang berduka dengan kasus asusila terhadap bocah A, salah satu murid TK di sekolah Jakarta International School (JIS). Kasus tersebut belum kelar, tiba-tiba saja muncul nama William James Vahey yang dikait-kaitkan dengan kasus yang mendera sekolah bertaraf internasional itu.

Nama Vahey pertama kali mengemuka di media CNN, tertanggal Rabu 23 April 2014. Ia disebutkan menjadi terdakwa kasus tindak asusila terhadap banyak anak laki-laki.

Dan mengejutkannya, ia dikabarkan pernah menjadi guru di JIS yang terletak di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan. Benarkah? Jika benar demikian, maka Vahey telah bergerilya menjadi predator seksual lintas dunia.

Menurut data dari FBI yang dimuat CNN, ia tercatat pernah mengajar di Jakarta International School, Jakarta, Indonesia pada 1992-2002. Atau dengan kata lain selama 10 tahun.

Berikut daftar sekolah-sekolah tempat William mengajar:

- Passargad School di Ahwaz, Iran (1976-1978)

- American Community School di Athena, Yunani (1978-1980)

- Saudi Aramco School di Dhahran, Saudi Arabia (1980-1992)

- Jakarta International School di Jakarta, Indonesia (1992-2002)

- Escuela Campo Alegre di Caracas, Venezuela (2002-2009)

- Southbank International School di London, Inggris (2009-2013)

- Amerika Nikaragua School di Managua, Nikaragua (2013-2014)

Berdasarkan laporan televisi lokal Houson, KPRC, kasus pelecehan seksual terhadap anak yang dilakukan Vahey pertama kali terendus polisi sejak ia memecat pembantunya yang mencuri barang-barang pribadi miliknya. Termasuk flash disk yang berisi foto pelecehan seksual terhadap murid.

William kemudian ditangkap. Kepada FBI, guru tersebut mengaku telah melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap murid hampir sepanjang hidupnya. Ia juga mengaku memberi obat tidur sebelum melakukan perbuatannya.

"Dia punya rumah di London dan di Pulau Hilton Head, Carolina Selatan. Dia pernah bekerja di sekolah swasta di 9 negara, mengajar berbagai mata pelajaran dan ekstrakurikuler basket khusus laki-laki. Ia juga rutin berkumpul dengan para siswi di lapangan pada malam hari," demikian pernyataan FBI.

Tipu Daya Predator Seksual

FBI kini juga tengah menggali lebih dalam kasus asusila yang dilakukan Vahey, termasuk mencari para korbannya.

Pria berusia 64 tahun itu menjadi perhatian serius FBI, lantaran jumlah korban diduga mencapai ribuan orang. Sejauh ini, FBI baru menemukan beberapa foto murid berusia 12 hingga 14 tahun yang diduga menjadi korbannya. Foto tersebut terungkap dari flash disk William yang dicuri pembantunya.

Namun kini William sudah tiada. Guru yang pernah mengajar di 9 negara tersebut bunuh diri Maret lalu, 2 hari setelah penyidik memegang bukti foto pelecehan seksual yang dilakukan dirinya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, seperti dimuat situs resmi FBI, Fbi.gov, Vahey kerap melakukan tipu daya kepada murid yang diduga menjadi korbannya dengan mengajak bertamasya hingga malam.

Saat momen dirasa tepat, predator paedofil itu memberi muridnya obat tidur dan melancarkan aksinya. FBI kini juga tengah menelusuri jenis obat tidur yang diberikan William kepada korban.

Pelaku Sekaligus Korban

Kejahatan seksual pria yang mulai mengajar di sekolah swasta internasional Tehran American School di Iran pada 1972 itu, ternyata dilatarbelakangi kehidupan masa kecilnya yang kelam. Vahey yang menjadi penjahat seksual terhadap anak-anak ternyata juga korban di masa kecil.

Guru berkewarganegaraan AS itu mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual sewaktu kecil. Atas dasar itulah, Vahey kemudian melakukan tindak asusila kepada anak muridnya hampir sepanjang hidupnya.

Vahey diketahui bertempat tinggal di 2 kota, yakni di London, Inggris, dan Hilton Head Island, Carolina Selatan, AS. Selama hampir 4 dekade, ia mengajar mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan ilmu sosial lannya, serta ekstrakurikuler basket di sekolah internasional di 9 negara. [Baca : Profil Mantan Guru JIS `Predator Paedofil`]

Vahey juga pernah dipenjara di California pada tahun 1969 dengan tuduhan penganiayaan anak.

Agen Khusus Patrick Fransen menjelaskan, setidaknya ditemukan ada 90 foto korban Vahey. Di foto-foto itu tercantum tanggal dan lokasi saat Vahey mendampingi field trip siswa mulai tahun 2008. Dari penyelidikan memang terungkap Vahey menemani murid-murid dalam perjalanan yang sama di sepanjang kariernya.

Fransen yang merupakan pensiunan FBI selama 16 tahun, mengkhususkan diri dalam kejahatan anak-anak. Ia mencatat Vahey telah mengajar di sekolah AS sejak 1970an. "Saya khawatir ia sudah `memangsa` banyak siswa lainnya sebelum tahun 2008,

"Saya belum pernah melihat kasus lain di mana seorang individu sudah mencabuli banyak anak selama jangka waktu yang panjang."

Vahey sudah tewas. Ia bunuh diri di Luverne, Minnesota, Amerika Serikat, Maret lalu, 2 hari setelah hakim federal di Houston mengatakan bahwa penyidik tengah mencari flash disk milik guru tersebut yang diduga berisi foto-foto pelecehan seksual terhadap muridnya.

Meski pengusutan hukum terhadap William dihentikan, FBI mengumumkan kepada siapapun yang menjadi korban untuk melaporkannya kepada mereka melalui HOvictimassistance@ic.fbi.gov atau dapat menghubungi kantor FBI atau Kedutaan Besar Amerika Serikat terdekat.

Doa untuk Korban Asusila Anak

JIS saat ini sedang digemparkan oleh kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh 2 petugas kebersihan terhadap seorang murid TK. Polisi telah menetapkan 2 pria sebagai tersangka. Mereka masing-masing bernama Agun dan Frizkiawan.

Satu orang lainnya yang diduga terlibat adalah wanita bernama Afriska. Untuk saat ini, perempuan yang menjadi petugas kebersihan itu berstatus sebagai saksi untuk Agun dan Frizkiawan.

Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, pihaknya hingga kini masih terus menyelidiki adanya peran pihak lain, termasuk Afriska. Polisi tengah menelusuri apakah benar Afriska terlibat atau tidak.

"Sudah proses 2 tersangka, yang orang ketiga masih proses apakah dia ikut melakukan. Sedang kita lakukan pembuktian secara ilmiah apakah dia terlibat atau tidak," ujar Sutarman di Istana Negara, Jakarta, 22 April.

Doa pun dipanjatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, untuk bocah A. Nuh berharap korban segera pulih dari trauma.

"Dari lubuk yang terdalam, kami menyampaikan empati terhadap adik kita, ananda korban di TK JIS," ucap Nuh kepada ayah korban, MK.

Atas nama Kemendikbud, Nuh menyatakan turut sedih dan prihatin. Oleh karena itu, Kemendikbud ingin menyelesaikan dengan baik persoalan ini.

"Hal yang paling perlu diperhatikan adalah masalah traumatik anak. Kami doakan semoga ananda dapat segara pulih dari traumatiknya. Seandainya nanti diperlukan dukungan dalam memilih sekolah selanjutnya, kami terbuka untuk memberikan dukungan tersebut," ujar Nuh.

Kemendikbud, jelas Nuh, telah mengambil tindakan tegas kepada JIS dengan menutup kegiatan belajar-mengajar pendidikan anak usia dini (PAUD) sekolah tersebut. Penutupan tersebut sesuai hasil investigasi yang menemukan PAUD di JIS belum memiliki izin. Meski demikian, untuk sementara, siswa tetap diizinkan belajar hingga tahun ajaran 2013/2014 berakhir. (Anri Syaiful)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya