Liputan6.com, New York - Penjualan rumah baru di Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terendah dalam delapan bulan pada Maret 2014.
Departemen Perdagangan melaporkan, penjualan turun 14,5% menjadi 384 ribu unit. Ini adalah penurunan bulanan kedua berturut-turut dan terbesar sejak Juli. Dibandingkan tahun lalu, penjualan ini turun 13,3% menandai penurunan terbesar sejak April 2011.
Advertisement
Padahal ekonom memperkirakan, penjualan rumah akan meningkat. Akan tetapi memang musim dingin mengancam penjualan rumah.
"Laporan melemah ini menjadi pil pahit terutama mencari tanda-tanda pemulihan penjualan rumah pada musim semi," ujar Millan Mulraine, Ekonom TD Securities, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (24/4/2014).
Laporan itu berdampak terhadap saham perumahan AS. Indeks S&P 500 homebuilding pun turun lebih dari 1,5%. Indeks smaller builder anjlok lebih dari 4,5%.
Pasar perumahan tertekan ini kemungkinan didorong faktor cuna. Selain itu, suku bunga KPR lebih tinggi juga membuat penjualan rumah makin terbatas.
"Kenaikan suku bunga dan harga rumah baru telah berdampak kepada pembeli potensial," tutur Bill Banfield, Vice President Mortgage Lender Quicken.
Adapun penjualan rumah melemah ini diharapkan dapat membantu bank sentral AS, The Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga acuan rendah. Selain itu, penurunan penjualan rumah ini juga dapat menjadi hambatan bagi produk domestik bruto (PDB) kuartal I 2014.