Penyekap Tidur Pulas, 2 ABG Kabur Lewat Jendela

2 ABG asal Semarang, Jawa Tengah itu awalnya diiming-iming orang tak dikenal yang menawari pekerjaan di Jakarta.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 24 Apr 2014, 09:07 WIB
2 ABG asal Semarang, Jawa Tengah itu awalnya diiming-iming orang tak dikenal yang menawari pekerjaan di Jakarta.

Liputan6.com, Semarang - Sejumlah gadis belia atau ABG asal Semarang, Jawa Tengah, dijadikan target sindikat human trafficking atau perdagangan manusia di Jakarta. Hal itu terungkap saat 2 gadis belia asal Semarang berhasil kabur dari sekapan laki-laki di Jakarta. Dua ABG itu sukses kabur lewat jendela ketika sang penyekap tidur.

2 ABG itu masing-masing berinisial MW (14) warga Semarang Selatan dan LG (17) warga Semarang Utara. Awalnya, 2 ABG bersahabat itu jalan-jalan pada Minggu 13 April 2014 malam di kawasan Simpang Lima, Semarang. Mereka bertemu orang tidak dikenal yang menawari pekerjaan di Ibukota.

"Kami ditawari pekerjaan, gajinya jutaan. Katanya jadi pembantu di Jakarta," kata LG saat ditemui di Mapolrestabes Semarang, Rabu (23/4/2014) malam.

Ketika mereka berpikir mempertimbangkan tawaran pekerjaan itu, laki-laki tak dikenal itu terus merayu bahkan mengikuti korban ke kawasan Kalibanteng menggunakan angkutan kota. Dua ABG itu pun bersedia dan menerima tawaran pria misterius tersebut.

Sesampai di sekitar Bandara Ahmad Yani, ada sosok lain yang belakangan dikenal sebagai Bawor ikut memaksa. Kemudian malam itu juga sekitar pukul 21.00 WIB, mereka berangkat ke Jakarta menggunakan travel.

"Langsung diajak beli tiket travel. Orang namanya Bawor ikut memaksa," kata LG. Sesampai di Jakarta, mereka diinapkan di sebuah rumah kosong tidak jauh dari Monas. Di rumah itu korban dikunci dari luar bahkan tidak diberi makan maupun minum selama 2 hari.

"Kami disuruh nunggu, tapi dikunci dan tidak diberi makan selama 2 hari," kata LG. Korban mulai khawatir dengan kondisi tersebut, bahkan mereka panik saat mendengar percakapan seorang pelaku yang menelepon seseorang. Dalam percakapan itu, korban mendengar jika mereka akan dijual dengan harga Rp 500 juta untuk satu orang.

"Waktu orang itu (pelaku) menelepon, saya dengar katanya kami mau dijual, satu orangnya Rp 500 juta. Jelas kami takut, nggak bisa keluar soalnya pintu dikunci," ujar LG.

Setelah berpikir, mereka bersabar hingga pelaku tertidur. Saat sang bandit tidur, dua ABG itu menjebol jendela dan lari sekuat tenaga hingga sampai kantor polisi. Di kantor polisi mereka akhirnya bisa menghubungi orangtua di Semarang.

"Waktu dia (pelaku) tidur, saya jebol jendela terus kabur," kata LG.

Mereka mendapat uang saku dari polisi agar bisa kembali ke Semarang. Mereka kemudian naik bus, namun hanya bisa sampai Pemalang. Dari Pemalang mereka dibantu orang lain hingga akhirnya bisa bertemu orangtua mereka.

Kemarin malam, 2 korban didampingi orangtua melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolrestabes Semarang. Menurut orangtua WM, Heri (29), ia mengaku mengenal Bawor, pria yang diduga pelaku.

"Saya kenal dia (Bawor), saya langsung emosi, saya cari dia. Kok tega mau jual anak saya," kata Heri.

Selain 2 korban, Bawor juga ikut dibawa ke Mapolrestabes Semarang. Dua korban dan Bawor hingga tengah malam tadi masih terus dimintai keterangan. Selanjutnya kasus ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polrestabes Semarang.

Diduga, Bawor merupakan salah satu anggota mafia penjualan ABG di Jakarta. Sampai saat ini polisi masih mengusut kasus ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya