Mahasiswa Tolak Kedatangan Wapres Boediono di Semarang

Penolakan Mahasiswa Islam menghadang kedatangan wakil presiden (wapres) Boediono di Bandara Ahmad Yani, Semarang.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 25 Apr 2014, 03:15 WIB
Penolakan Mahasiswa Islam menghadang kedatangan wakil presiden (wapres) Boediono di Bandara Ahmad Yani, Semarang.

Liputan6.com, Semarang - Aksi saling dorong antara massa pergerakan Mahasiswa Islam dengan polisi terjadi di depan Kampus Wali Songo, saat para mahasiswa hendak menghadang kedatangan wakil presiden (wapres) Boediono di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah pada Kamis siang 24 April.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (25/4/2014), polisi bahkan sempat melepaskan gas air mata ke arah mahasiswa yang melawan dengan melempar batu. Sejumlah mahasiswa yang tertangkap, langsung diamankan ke dalam truk polisi.

Sebelum bentrok, para mahasiswa sempat berorasi dan membagikan bando yang bertuliskan kata hinaan pada wapres Boediono. Mahasiswa juga membakar foto Boediono sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah.

Penolakan atas kunjungan presiden atau wapres bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, aksi serupa juga pernah dilakukan oleh mahasiswa di sejumlah daerah.

Salah satunya di Simpang Empat Lawang Gali, Sumbawa pada 1 Juni 2013. Ketika itu mengakibatkan 2 mahasiswa terluka. Satu di antaranya bahkan jatuh pingsan.

Bentrokkan ini sempat memicu aksi solidaritas dari warga, hingga membuat Kota Sumbawa sempat mencekam karena sejumlah warga ikut meneriaki polisi.

Bentrokan tersebut terjadi saat mahasiswa hendak keluar dari Masjid Jami Sumbawa. Tiba-tiba polisi menutup pintu gerbang masjid dan melarang mahasiswa keluar dari masjid, dengan alasan jalan di depan masjid akan dilalui rombongan wakil presiden.

Akibat penghadangan tersebut, puluhan mahasiswa mengamuk dan menerobos barikade polisi. Sempat terjadi baku pukul antara polisi dengan mahasiswa di pintu gerbang Masjid Jami Sumbawa. Lalu, keributan terus berlanjut di Jalan Lawang Gali hingga Simpang Empat Lawang Gali.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya