Liputan6.com, Jakarta Anak-anak perlu dilatih mandiri sedini mungkin. Namun,ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan kemandirian sang anak yakni tahap perkembangan dan kondisi lingkungan eksternal.
"Pada tahap perkembangan anak, tuntutan kemandirian perlu diberikan dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangan yang dilewati anak. Orangtua tidak perlu tergesa-gesa menuntut anak sehingga tuntutannya bisa menjadi di luar kemampuannya," kata Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Widodo, M.Psi, saat dihubungi Tim Health Liputan6.com, Jakarta, Jumat (25/4/2014).
Sementara untuk lingkungan eksternal, lanjut Heri, orangtua perlu melihat adanya perbedaan di lingkungan satu dengan lainnya. Pengenalan orangtua akan kondisi lingkungan eksternal anak menjadi hal yang penting.
"Misalnya kita bisa minta anak kita yang masih kecil pergi ke sekolah sendiri jika sekolahnya terletak di lokasi yang kondisi lalu lintasnya relatif sepi, namun kita tidak perlu membiarkan anak kita tersebut pergi sendiri ke sekolah jika lokasi sekolah berada di jalan raya yang sangat ramai," ujarnya.
Seperti diketahui kasus yang belakangan ini sedang disoroti adalah pelecehan seksual yang dialami siswa TK di Jakarta International School (JIS). Bocah A (6) diduga dilecehkan pekerjaan kebersihan saat ke toilet sendirian. Sekolah tersebut memang mengajarkan siswanya mandiri dengan pergi sendiri ke toilet sehingga tanpa pendampingan.
Pemerhati Anak Kak Seto Mulyadi termasuk yang kurang setuju melatih kemandirian anak TK dengan membiarkan anak ke toilet tanpa pendampingan.
"Ini sangat disayangkan sekali terjadinya di dalam toilet sekolah. Boleh mengajarkan mandiri anak dengan pergi sendiri ke toilet tetapi harus ada pendamping juga. Harus dicek kalau anak lama berada di toilet," kata Kak Seto.
Baca Juga:
Pelecehan Seksual JIS, Kak Seto: Anak ke Toilet Harus Didampingi
Advertisement