Liputan6.com, Tokyo - Indeks harga konsumen naik 2,7% di Tokyo pada April 2014 dari tahun sebelumnya. Angka itu merupakan lompatan terbesar sejak 1992.
Kenaikan indeks harga konsumen itu didorong kenaikan pajak penjualan dan stimulus dari bank sentral Jepang/Bank of Japan. Adapun inflasi itu tidak termasuk makanan segar yang naik 1% pada bulan sebelumnya.
Advertisement
Berdasarkan data biro statistik, indeks secara nasional juga naik 1,3% pada Maret dari bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi ini didukung dari kenaikan pajak yang mulai diberlakukan pada 1 April 2014. Kebijakan itu meredam permintaan konsumen. Oleh karena itu, ekonomi Jepang akan mengalami kontraksi pada kuartal I 2014.
"Data itu tidak cukup kuat untuk meningkatkan harapan untuk pelonggaran lebih lanjut dari Bank of Japan," ujar Koya Miyamae, Ekonom SMBC Nikko Securities Inc, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/4/2014).
Bank of Japan akan merilis pertumbuhan ekonomi Jepang terbaru pada pekan depan. Investor juga akan fokus memperhatikan dampak kenaikan harga, pelemahan yen, dan biaya energi lebih tinggi terhadap ekonomi.
Sebelumnya bank sentral Jepang menargetkan inflasi sekitar 2%. Inflasi ini belum termasuk makanan segar. Pada Januari 2014, Bank of Japan memperkirakan tingkat inflasi 1,3% untuk tahun fiskal mulai ini termasuk efek dari pajak penjualan.