Liputan6.com, Deli Serdang Bertahun-tahun keberagaman hidup dan tumbuh di ibukota Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara itu memberi warna khas yang tak dimiliki oleh wilayah lain yang ada di tanah air.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (26/4/2014), berawal dari gelombang besar kedatangan masyarakat India ke wilayah Deli Serdang pada awal abad 19.
Advertisement
Lambat laun, terciptalah ruang tersendiri bagi etnis Tamil menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan orang-orang asli Deli.
Kuil Shri Tendhayutha Bani, kuil itu berusia lebih dari 1 abad menjadi bukti jejak Tamil telah mengakar kuat.
Sejatinya, Panguni Uthiram adalah perayaan ulang tahun Dewa Murugan, dewa kejayaan panglima para dewa kepercayaan Hindu Tamil.
Disebut Panguni karena berlangsung pada bulan Panguni sekitar Maret atau April, dalam penanggalan Masehi. Sedangkan Uthiram bermakna purnama puncak.
Prosesi itu adalah wujud syukur atas segala berkah sekaligus momentum untuk melengkapi mereka yang ingin membayar nazar.
Setelah dibasuh dengan air suci labu dan jeruk, sesaji lain diletakkan di sekeliling kuil. Tujuannya untuk memagari atau menyakralkan kuil agar perayaan berlangsung hikmad.
Tak perlu jauh-jauh berkunjung ke India karena di Deli dapat dengan mudah menemukan berbagai makanan khas negeri Bollywood itu.
Tarian klasik India atau dikenal dengan nama Bardanatiam. Tarian itu biasa ditampilkan dalam perayaan-perayaan khusus.
Tetapi Lubuk Pakam tak serta merta milik etnis Tamil, Ko Ajen keturunan etnis Tionghoa penganut Konghucu itu sudah 10 kali ambil bagian dalam menyemarakkan perayaan tusuk tubuh, prosesi Panguni Uthiram.