Temuan Mengerikan, 1 Kabin Disesaki 48 Jasad Korban Kapal Sewol

Para penyelam harus menyusuri lorong-lorong sempit untuk mencari korban-korban yang masih terjebak di dalam kapal karam itu.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 26 Apr 2014, 11:30 WIB
Pemakaman korban Kapal Sewol (Reuters)

Liputan6.com, Jindo - Kapal Sewol karam dengan posisi miring sejak Rabu 16 April 2014, kabin-kabin terbalik bak labirin. Para penyelam harus menyusuri lorong-lorong sempit dan padat, untuk mencari korban-korban yang masih terjebak di dalamnya.

Dan sebuah temuan mengerikan didapat. Para penyelam menemukan 48 jasad bersesakan di sebuah ruangan kapal, yang hanya dimaksudkan untuk menampung 38 orang.

Sekelompok jasad ini berdesakan dalam kabin mirip asrama dengan banyak tempat tidur, kesemuanya memakai jaket penyelamat. Demikian ungkap seorang perwira Angkatan Laut Korea Selatan.

Hingga saat ini, 183 jenazah telah dievakuasi dari Sewol, namun ada puluhan penumpang yang masih dinyatakan hilang, diduga mereka tenggelam.

Kepala tim evakuasi jenazah mengaku tak tahu hingga kapan proses pencarian akan rampung. Total ada 476 penumpang dalam Sewol, banyak yang terjebak di dalam kapal yang miring dan tenggelam dalam waktu 2 jam setelah sinyal marabahaya dikirimkan. Hanya 174 di antaranya yang berhasil diselamatkan dalam kondisi bernyawa.

Kebanyakan korban adalah murid dan guru dari Danwon High School, di sebelah selatan Seoul.

Sangat Menegangkan...

Dalam konferensi pers dengan wartawan di Jindo, Kapten Angkatan Laut Kim Jin-Hwang mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi para penyelam.

Dia mengatakan sekelompok penyelam menemukan sebuah kabin yang dipenuhi jasad-jasad murid yang mengenakan jaket penyelamat. Diduga, banyak yang terjebak ke sana saat kapal miring.

"Itu sangat menegangkan," kata Kim seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Sabtu (26/4/2014).

Dan mengambil jasad-jasad korban Sewol lebih sulit daripada menemukannya. "Bayangkan saja, kapal itu terbalik," kata seorang penyelam. "Segala sesuatu mengambang, sulit untuk mengetahui di mana persisnya mereka berada."

Para penyelam dalam sehari mengeluarkan 30 jasad, namun orangtua para korban menuntut semua penumpang yang tewas harus dikeluarkan dari Sewol pada akhir pekan ini. Baru 35 dari 111 kabin yang disisir sejauh ini.

Sementara, proses penyelidikan terus dilakukan untuk menguak penyebab tragedi pelayaran terbesar di Korsel selama 20 tahun terakhir ini. Termasuk dugaan modifikasi kapal mungkin berpengaruh pada keseimbangan.

Modifikasi itu dilakukan pada tahun 2013 setelah Sewol dibeli dari sebuah perusahaan Jepang. Kapasitas penumpang ditambah dari 804 menjadi 921.

Aparat  juga telah menahan kapten dan awak kapal lain sebagai bagian dari penyelidikan kriminal. Jumlah kru yang ditahan bertambah menjadi 14 orang. Demikian diungkap Kepala Kejaksaan Kota Mokpo, Yang Joong-jin. Dari 29 awak kapal, 20 selamat, 9 lainnya tewas atau hilang. Jaksa juga menggeledah kantor Cheonghaejin Marine Co, yang mengoperasikan Sewol.

Penyidik ​​juga mencari 20 organisasi yang berafiliasi dengan operator feri. Mereka juga menggeledah rumah Yoo Byung-eun, miliuner yang keluarganya mengoperasikan Sewol.

Dalam kunjungan ke Seoul Jumat 25 April kemarin, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengekspresikan rasa duka cita untuk musibah yang dialami Korsel. AS menyatakan solidaritas.

"Begitu banyak anak muda jadi korban, mereka yang sesungguhnya punya masa depan yang panjang," kata Obama. "Saya hanya bisa membayangkan apa yang para orangtua korban rasakan, sakit hati yang tak terkira." (Rizki Gunawan)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya