Jelang Pilpres, SBY Mau Berdamai dengan Mega

Sudah menjadi rahasia umum bila hubungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri tak harmonis.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 27 Apr 2014, 15:05 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati

Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum bila hubungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri tak harmonis. Namun, mendekati Pilpres 9 Juli 2014 mendatang, SBY membuka tangan untuk berdamai dengan Mega.

"Aku sebagai Jubir, kalau Pak SBY sangat welcome sekali, nggak ada masalah, tinggal sekarang kan dari Bu Mega-nya," ujar Jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (27/4/2014).

Ruhut mengatakan, Ketua Umum PDIP itu merupakan seorang ibu yang paham pentingnya menjaga hubungan yang harmonis. Apalagi, sudah ada komunikasi yang terjalin dengan orang dekat Mega.

"Sebagai seorang ibu, hubungannya akan mencair, karena orang dekat Ibu (Mega) sudah berkomunikasi dengan kami."

Lantas, hubungan keduanya akan membaik demi koalisi? "Terakhir dengan Pak SBY kalau kita masih bisa cair dengan siapapun. Kalau siapa, kita tunggu setelah debat terakhir ini," pungkas Ruhut.

Pramono Siap Bantu

Adik ipar SBY, Pramono Edhi Wibowo mengaku ingin menghentikan perang dingin SBY-Mega. Edhie merasa sekarang saat yang tepat memperbaiki hubungan keduanya, karena dulu ia hanya ajudan Mega, tapi sekarang sudah tidak lagi.

"Dulu saya nggak ada kapasitas untuk itu, karena dulu saya cuma ajudan. Untuk sekarang ini, saya sama-sama capres. Kalau ada kesempatan mungkin bisa memperbaiki itu," kata Edhie di Sekretariat Konvensi Capres Demokrat, Jalan Pati Unus No 75, Jakarta Selatan, Rabu 8 Januari lalu.

Menurut mantan KSAD TNI itu, hubungan antar presiden harus baik dalam membangun Indonesia. Sebab, sudah ada contoh, ketika hubungan antar presiden tak baik, pembangunan di Indonesia berjalan tak sempurna.

"Coba lihat saat pelantikan Pak SBY, apa ada yang salaman dengan beliau? Tidak ada. Begitu pula antara Pak Karno dan Pak Harto, dan seterusnya. Padahal pembangunan harus dilanjutkan. Saya mau mengubah budaya seperti itu," tegas Edhie.

Saat masih berpangkat kolonel, Pangkostrad Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo tercatat sebagai salah satu ajudan Megawati kala masih menjabat Presiden RI.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya