Liputan6.com, Jakarta Saat anak diserang secara seksual, pelaku selalu membentak anak dengan kata-kata kasar dan mengancam agar tidak berteriak. Apa yang harus dilakukan anak jika ia terperangkap oleh serangan seksual?
Psikolog Nunki Suwardi yang juga merupakan Pendiri Pusat Studi & Aplikasi Psikologi Komunikasi Bawah Sadar kepada Tim Health Liputan6.com, Senin (28/4/2014), menjelaskan, David Givens, seorang ahli perilaku kejahatan menyebutkan, dalam situasi terdesak seperti itu anak sebaiknya melawan.
"Ya, anak harus diajari melakukan apa pun agar niat jahat atau serangan itu berhenti. Bisa dengan berteriak, menendang, menggigit atau memukul. Saat anak berhasil kabur, ia harus berteriak sambil lari sekencang-kencangnya agar menarik perhatian orang banyak dan mencari orang dewasa yang dikenalnya untuk mendapat perlindungan," kata Nunki.
Mengapa ? Secara psikologis, pelaku pedofil adalah orang-orang yang memiliki kecemasan tinggi, rasa takut dan kecenderungan depresif. Jika korbannya terus melawan dan berteriak, pelaku biasanya enggan menyekap korban lebih lama dan cenderung melepaskannya.
"Namun jika korban diam ketakutan, pelaku justru mendapat angin dan leluasa bertindak melukai korbannya."
Pengecualian terjadi pada pedofil dengan riwayat kekerasan. Mereka biasanya tak memberi kesempatan pada korban untuk lari atau menyerang balik. Sifat penyerangannya cepat dan korban lumpuh seketika. Selama beraksi, pedofil tipe ini membekali diri dengan senjata mematikan seperti belati atau senjata api. Kasus pedofil dengan kekerasan ini prosentasinya sedikit dibanding pedofil dengan modus mengancam.
Energi & Tambang