Liputan6.com, Jakarta - Guna memoles kinerja kian positif di tahun mendatang, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) serius menggarap proyek pembangunan satelit jaringan komunikasi oleh perusahaan pembuat dan peluncur satelit terkemuka di dunia. Satelit ini akan mengorbit di angkasa dengan jangkauan wilayah cukup luas.
Direktur Utama BRI, Sofyan Basir mengungkapkan, dalam rangka program financial inclusion serta mempersiapkan infrastruktur menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), BRI berinisiatif mengembangkan teknologi satelit agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk nasabah.
BRI, katanya, juga bakal menambah jaringan kantor di seluruh pelosok Indonesia, seperti pedalaman Papua, Kalimantan serta mengembangkan elektroning banking.
"Satelit BRI dengan nama BRIsat ini akan meningkatkan efisiensi bisnis perseroan, sehingga kualitas menjadi lebih prima," kata dia dalam acara Penandatanganan Kontrak Kerjasama BRI dengan Space System/Loral dan Arianespace dalam Program Satelit di kantornya, Jakarta, Senin (28/4/2014).
BRI, tambahnya, sudah mengajukan permohonan pengelolaan slot orbit dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menjadi penyelenggara khusus.
Perbankan pelat merah ini menggandeng perusahaan manufaktur satelit dari AS Space System/Loral dan perusahaan peluncur satelit Arianespace dari Perancis.
"Gayung bersambut, kami diberikan slot orbit 150,5 derajat bujur timur mulai 1 September 2015, karena proyek selesai selama dua tahun. Terpenting kami mulai dari proses pengadaan sampai satelit beroperasi penuh menerapkan prinsip good corporate governance," ujar Sofyan.
Kata dia, BRIsat mempunyai berat sekitar 3.500 kg dengan jumlah transponder 45 buah dan menjangkau wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Timur Laut serta sebagian Pasifik dan Australia Barat.
Lebih jauh dia menjelaskan, alasan BRI membangun satelit jaringan komunikasi sendiri adalah karena pertumbuhan kinerja keuangan yang signifikan selama satu dasawarsa ini baik dari sisi aset, kredit, dana pihak ketiga serta laba yang bersinar di atas industri perbankan nasional.
Sofyan menyebut, pertumbuhan aset sejak 2003 sampai akhir 2013 tumbuh enam kali lipat dari Rp 95 triliun menjadi Rp 606 triliun. Sehingga pangsa pasar meningkat dari 7,8% menjadi 12,24%.
"Perkreditan tumbuh 10 kali lipat menjadi Rp 431 triliun dari sebelumnya di 2003 sebesar Rp 47 triliun. Hal ini membuat BRI menjadi penyalur kredit terbesar secara nasional dengan pangsa pasar 13,08% di akhir tahun lalu," terang Sofjan.
Dalam penghimpunan dana di akhir 2013, kata dia, bertumbuh tujuh kali lipat menjadi lebih dari Rp 486 triliun dari Rp 76 triliun di 2003. Sehingga pangsa pasar dari 8,59% menjadi 13,27%.
"Dari sisi laba, pencapaian meningkat dari Rp 2,58 triliun menjadi Rp 21,16 triliun atau tumbuh delapan kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Dan ini merupakan laba tertinggi dari perbankan nasional sejak 2005," lanjutnya.
Sementara raihan Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama 2007-2013 mencapai Rp 87 triliun dengan basis debitur Rp 9,3 juta orang.
Advertisement
Sampai akhir Desember lalu, BRI telah memiliki lebih dari 9.800 jaringan kerja kantor dan 104 ribu e-channel.
"Sejak lima tahun terakhir, pertumbuhan yang signifikan membutuhkan peningkatan jaringan komunikasi satelit karena beda dengan China dan India yang punya jaringan kantor yang lebih mudah dijangkau. Sebelumnya, kami sudah menyewa jaringan komunikasi yang menggunakan 23 transponder dari 9 operator berbasis satelit dan terestrial," tegas Sofjan.
Baca Juga