Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bisa melakukan penghematan biaya operasional sebesar Rp 250 miliar per tahun dengan memiliki satelit sendiri. Penghematan tersebut bisa mencapai 50%.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, selama ini jasa BRI menyewa jaringan komunikasi dari sembilan penyelenggara satelit di Indonesia atau 23 transponder.
Advertisement
"Penyewaan jasa satelit jaringan komunikasi hampir Rp 500 miliar setahun. Dengan membangun satelit ini, tinggal Rp 200 miliar-Rp 250 miliar per tahun. Jadi menghemat Rp 250 miliar lebih selama satu tahun," terang dia di kantor pusat BRI, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Direktur Utama BRI, Sofyan Basir mengamini pernyataan Dahlan tersebut. Dia mengaku, nilai investasi untuk membangun satelit berkapasitas 45 transponder dengan berat sekitar 3.500 kilogram (kg) sebesar US$ 250 juta atau setara dengan Rp 2,5 triliun.
"Biaya sewa satelit jaringan komunikasi per tahun Rp 400 miliar-Rp 500 miliar dan mungkin akan meningkat Rp 500 miliar-Rp 600 miliar. Jadi bisa dibayangkan penghematannya kalau umur satelit saja lebih dari 15 tahun dengan harga maksimum Rp 2,5 triliun," kata dia.
Proses desain final dan pembuatan BRIsat akan dilaksanakan di pabrik SSL, Palo Alto California oleh Space System/Lorel yang diperkirakan akan memakan waktu 24 bulan.
Sehingga setelah memperhitungkan shipment dan launch campaign, satelit akan siap diluncurkan 25-26 bulan sejak tanggal efektif kontrak berlaku. "Sekitar pertengahan tahun 2016 diorbitkan di Kourou French Guina," tutur Sofyan.