Liputan6.com, Jakarta - Banyak kejutan sudah disiapkan dalam pembangunan kawasan Waduk Ria Rio di Jakarta Timur. Waduk yang total lahan keseluruhannya seluas sekitar 25 hektar itu bakal menjadi laboratorium, tempat rekreasi, sekaligus berfungsi sebagai kantong air untuk DKI.
Untuk mewujudkan fungsi-fungsi tersebut di Waduk Ria Rio, konsultan arsitektur asal Jerman, Atelier Dreiseitl yang berbasis di Singapura pun digandeng dalam proyek ini.
"Menurut saya ini akan surprise. Nanti Waduk Ria Rio bisa jadi laboratorium teman-teman universitas belajar," ujar Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Budi Karya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Selain menjadi taman dan pusat rekreasi, lanjut dia, Waduk Ria Rio juga dibenahi untuk menjadi daerah tangkapan dan pengolahan air baku. Nantinya akan ada fasilitas penyaringan air limbah menjadi air bersih yang melibatkan 2 sistem di waduk ini.
Waduk Ria Rio ini nantinya bakal dibagi 2 menjadi waduk bersih seluas 1,8 hektare dan waduk kotor seluas 7,3 hektare. Nantinya air kotor dibersihkan melalui wetland atau lahan basah, yang menggunakan metode alami dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitar waduk sebagai saringan. Sehingga air di waduk bersih, kualitasnya setara untuk budi daya air tawar.
"Selain itu, dari luas kawasan Waduk Ria Rio 25 hektare, kurang lebih 18 hektare akan jadi jalur hijau dan water treatment yang unik karena ada bagian tertentu dibuat terasering," jelas Budi.
Terasering
Advertisement
Konsep terasering digunakan agar saat kemarau air dapat dikonsentrasikan di satu titik. Sementara untuk daerah waduk yang kering akan dijadikan taman dan pusat rekreasi.
Nanti terasering itu dijadikan sebagai area tangkapan air yang berfungsi menampung banjir. Sehingga Waduk Ria Rio dapat dijadikan sebagai sumber air baku alternatif.
Untuk mewujudkan itu, PT Jakarta Propertindo menggandeng konsultan arsitektur asal Jerman, Atelier Dreiseitl. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu membantu membuat konsep desain fisik Waduk Ria Rio.
PT Jakpro akan menanggung kira-kira hampir Rp10 miliar untuk membiayai kajian desain dari konsultan serta analisis dampak lingkungan (amdal). Sementara, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertamanan DKI bertugas mengerjakan pembangunan fisik waduk dan taman. Diharapkan apabila diperoleh anggaran multiyears dari kedua dinas tersebut, maka pekerjaan ini akan selesai akhir 2015.
"Jadi nanti desain engineering akan dimulai pertengahan tahun ini, dari Juni sampai Agustus. Kalau bicara fisik akan mulai dikerjakan pertengahan tahun," jelas Budi.
Jika normalisasi Waduk Ria Rio telah terealisasi, maka waduk yang tadinya seluas 6,8 hektare akan menjadi 9,1 hektare dengan area cadangan banjir 0,8 hektare. Kemudian volume tampungan air menjadi 188.840 meter kubik dari sebelumnya 65 ribu meter kubik. Sehingga mampu menampung banjir periode 25 tahunan. (Mut)
Baca Juga