Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Australia menolak klaim perusahaan eksplorasi laut GeoResonance, yang mengaku menemukan puing di Teluk Benggala Selasa 29 April. Mereka mengklaim puing itu adalah bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang raib sejak 8 Maret 2014.
Perusahaan GeoResonance yang bermarkas di Adelaide seperti dikutip media Malaysia dan Channel Seven Australia menyatakan, telah mendeteksi kemungkinan puing-puing dari pesawat pada 5.000 kilometer (3.100 mil) dari lokasi pencarian saat ini di Samudera Hindia.
Klaim temuan Perusahaan GeoResonance telah ditanggapi oleh peleksana tugas menteri transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein tak lama setelah berita itu tersebar. Hisham mengatakan ia memverifikasi informasi itu, tetapi Badan Pusat Koordinasi Gabungan Australia yang memimpin pencarian itu justru sebaliknya. Mereka meremehkan setiap pernyataan dari GeoResonance.
"Lokasi MH370 yang disarankan oleh laporan GeoResonance (di Teluk Benggala) tidak dalam zona pencarian dan penyelamatan Australia," kata seorang juru bicara badan pemerintah itu.
"Pencarian yang dipimpin Australia mengandalkan informasi dari satelit dan data lainnya, untuk menentukan lokasi pesawat yang hilang itu. Lokasi ditentukan oleh laporan GeoResonance tidak dalam busur pencarian yang berasal dari data ini," sambung si jubir.
"Tim internasional gabungan yakin bahwa tempat peristirahatan terakhir dari pesawat yang hilang adalah di bagian selatan dari busur pencarian."
Pesawat Malaysia Airlines menuju Beijing yang membawa 239 orang di dalamnya raib, tak lama setelah lepas landas dari Kuala Lumpur. Penyebabnya pun masih misteri.
Berdasarkan perhitungan yang melibatkan kecepatan pesawat dan bahan bakar dan data satelit , para peneliti meyakini pesawat terbang ke luar jalur. Dan jatuh di Samudera Hindia selatan tak jauh dari Australia, meskipun perburuan besar-besaran yang sejauh ini telah dilakukan belum menemukan bukti. Baik dari pencarian di permukaan atau di bawah.
Pada Rabu ini, pencarian udara dan permukaan untuk menemukan MH370 telah dihentikan. Sementara pencarian di bawah air oleh kapal selam mini dan teknologi lainnya sedang diperluas. PEncarian bawah laut akan mencakup area sekitar 56.000 kilometer persegi (21.600 mil persegi).
GeoResonance adalah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam survei geofisika untuk mencari minyak dan gas, air tanah dan uranium. Mereka melakukan penelitian dengan menggunakan gambar dari satelit dan pesawat. Dari data itu, mereka mengidentifikasi unsur-unsur di dasar laut dan mendapatkan hasil sesuai dengan material pesawat.
Perusahaan itu mengatakan telah melakukan analisa lebih dari 2 juta kilometer persegi.
"Kami mengidentifikasi unsur-unsur kimia dan bahan penyusun sebuah pesawat Boeing 777... Ini adalah aluminium, titanium, tembaga, paduan baja dan bahan lainnya," kata perwakilan perusahaan GeoResonance, Pavel Kursa.
Advertisement
Perwakilan perusahaan lain, David Pope mengatakan "Kami tidak mencoba untuk mengatakan bahwa itu pasti adalah MH370, namun itu adalah temuan baru yang kami asa harus ditindaklanjuti." [Baca:
Tim Eksplorasi Klaim Temukan Puing MH370 di Teluk Benggala] (Mut)
Baca Juga