Ilmuwan Buatkan Sel Sperma dari Kulit untuk Pria Infertil

Para ilmuwan berusaha menciptakan sel sperma dari kulit pria untuk memberikan harapan pada pria yang tak bisa menghasilkan sperma.

oleh Melly Febrida diperbarui 02 Mei 2014, 09:03 WIB
Para ilmuwan berusaha menciptakan sel sperma dari kulit pria untuk memberikan harapan pada pria yang tak bisa menghasilkan sperma.

Liputan6.com, London Gangguan kesuburan (infertilitas) memengaruhi 10 sampai 15 persen pasangan. Kebanyakan masalahnya disebabkan cacat genetik. Untuk itu, para ilmuwan berusaha menciptakan sel sperma dari kulit pria. Teknik ini diharapkan bisa memberikan harapan pada pria yang tak mampu menghasilkan sperma.

Infertilitas pada pria karena cacat genetik biasanya karena hilangnya gen kunci pada kromosom Y pria. Ini membuat pria tak bisa memproduksi sperma untuk bisa menghamili pasangannya.

Para ilmuwan percaya di masa depan, teknik sel sperma dari kulit bisa memberikan harapan baru bagi pria yang tak bisa menghasilkan sperma. "Hasil penelitian kami yang pertawa menawarkan model eksperimental untuk mempelajari perkembangan sperma," kata Peneliti utama Dr Reijo Pera dari Institute for Stem Cell Biology and Regenerative Medicine di Stanford University seperti dilansir Mailonline, Jumat (2/5/2014).

Dalam penelitian ini melibatkan tiga pria infertil  karena kehilangan kromosom Y di DNA-nya yang berhubungan dengan produksi atau tidaknya sperma.

Sel jaringan ikat Fibroblast dari sampel kulit yang diambil dari pria yang direkayasa genetik mengubahnya menjadi sel (iPS) stem pluripotent. Ini adalah sel dewasa mampu tumbuh menjadi hampir smeua jenis jaringan tubuh.

Sel iPS ini berjuang membentuk sperma di piring laboratorium. Tapi, setelah ditransplantasikan ke testis tikus, sel tersebut berubah menjadi prekusor sel sperma, meski jumlahnya lebih sedikit dibandingkan hasil dari sel iPS `sehat`.

Menurut Dr Reijo, penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan sel induk bisa berfungsi sebagai bahan awal untuk mendiagnosa sel cacat dan berpotensi menghasilkan sel germinal.

"Pendekatan ini berpotensi besar untuk pengobatan individu yang memiliki genetik/idiopatik (tidak diketahui) yang menyebabkan kerugian para sperma atau untuk penderita kanker yang tak bisa memproduksi sperma karena perawatan gonadotoxic," ujarnya.

Pada 2012, peneliti AS dari University of Pittsburgh menunjukkan ada kemungkinan menghasilkan prekusor sel sperma dari sel iPS manusia, yang meningkatkan prospek memulihkan kesuburan pria. Namun, peneliti tersebut tak menggunakan sel kulit dewasa dari pria yang secara genetik tidak subur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya