Aksi Beli Investor Asing Hijaukan IHSG

Sebagian besar saham mengalami penguatan pada hari ini. Tercatat sebanyak 97 saham mengalami penguatan dan 67 saham mengalami pelemahan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Mei 2014, 09:30 WIB
IHSG (ANTARA Foto)

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlawanan dengan pergerakan bursa saham regional. IHSG justru menghijau saat bursa di kawasan Asia memerah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (2/5/2014), IHSG mengalami penguatan sebesar 14,26 poin (0,32%) menjadi 4.855,60. Indeks saham LQ45 naik tipis sebesar 3,72 poin atau 0,45% menjadi 814,96.

Penguatan indeks berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG naik 15,04 poin (0,31%) ke level 4.853,35. Indeks saham LQ45 juga mengalami penguatan sebesar 0,40% menjadi 814,96. IHGG berada di level tertinggi pada 4.857,34 dan level terendah 4.843,35.

Sebagian besar saham mengalami penguatan pada hari ini. Tercatat sebanyak 97 saham mengalami penguatan, 67 saham mengalami pelemahan dan 60 saham tidak mengalami pergerakan atau diam di tempat.

Total fekuensi perdagangan saham sebanyak 12.539 kali dengan volume perdagangan saham 332,187 juta saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 483, 15 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor mengalami penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang mengalami kenaikan 58%, disusul kemudian sektor consumer good yang mengalami kenaikan sebesar 44%.

Sedangkan sektor yang mengalami pelemahan adalah agri atau perkebunan dengan nilai pelemahan sebesar 0,68% dan sektor industri dasar dengan penurunan sebesar 0,90%.

Berdasarkan data RTI, investor asing menambah posisi sahamnya. Hal ini terlihat dari aksi beli bersih yang dilakukan investor asing mencapai Rp 45 miliar. Pemodal lokal justru sebaliknya yaitu melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 38 miliar.

Tiesha Narandha Putri, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, dalam riset hariannya memperkirakan pergerakan IHSG akan sangat bergantung pada data inflasi dan terutama pada neraca perdagangan yang akan diumumkan pada hari ini.

Perkiraannya, inflasi akan melambat pada lebel 7,2%-7,3% (year on year), sementara surplus neraca perdagangan berpeluang menipis ke kisaran US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. "Resistance indeks berada di level 4.875," jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya