Liputan6.com, Jakarta - Larangan ekspor mineral mentah yang diterapkan Indonesia sejak awal tahun tampaknya mulai membuat pemerintah China jengah.
China kemungkinan besar akan mencari sumber lain yang dapat menyediakan pasokan biji nikel dan bauksit guna memenuhi kebutuhannya.
Advertisement
Seperti mengutip laman Sea Trade Global, Jumat (2/5/2014), sejauh ini, China merupakan importir biji mineral terbesar dari Indonesia dengan volume perdagangan mencapai 110 juta per tahun.
"Mereka (pemerintah China) kemungkinan besar akan berupaya keras mencari sejumlah sumber biji mineral mentah lain agar bisa menggunakan smelternya sendiri," ungkap Kepala Riset dan Pengembangan Banchero Costa & Co, Ralph Leszczynski.
Senior Manajer Drewry Shipping Consultants Jayendu Krishna mengungkapkan, sejumlah negara menghasilkan pendapatan lebih rendah dari ekspor mineral mentah dibandingkan produk tambang lain yang telah diproses menjadi komoditas olahan. Dari sudut pandang tersebut, Indonesia telah menentukan kebijakan tambang yang sehat.
Menurutnya, China sudah menunjukkan minatnya untuk mengimpor biji mineral dari Afrika Barat. Kabarnya, pemerintah China akan meningkatkan volume impornya secara signifikan dari kawasan tersebut.
"Larangan ini (ekspor mineral mentah dari Indonesia) harus memiliki dampak positif pada pasar pengiriman secara keseluruhan," ungkap Khrishna.
Sementara itu, Direktur Nam Cheong Pioneer Slyvester Wong, yakin China akan tetap berinvestasi di Indonesia. Bahkan pemerintah kota Tianjin telah mengumumkan akan ikut membenamkan modalnya dalam sejumlah pembangunan smelter di Indonesia. "China tidak takut berinvestasi," tegas Wong.
Sebaliknya, Leszczynski mengatakan, bahkan meski China ikut berinvestasi pada pembangunan smelter di Indonesia, volume pengiriman biji mineral olahan tetap akan jauh lebih kecil dibandingkan jumlah yang menjadi bahan baku.
"Dari sudut pandang pandang ekspor, itu tentu sebuah perkembangan yang negatif," kata dia.
Untuk diketahui, pada Januari, Indonesia melarang ekspor biji nikel dan bauksit mentah guna meningkatkan rantai produksi dengan industri smelter sendiri di Tanah Air.
Sejumlah perusahaan tambang dituntut untuk membangun fasilitas pengolahan mineral mentah sendiri hingga batas waktu yang ditentukan pada 2017. (Sis/Nrm)