Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas Merapi saat ini dinilai berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Termasuk aktifitas pelepasan gas yang dilakukan Merapi saat ini sehingga terdengar suara dentuman hingga berkilo-kilometer jauhnya.
Kepala Badan Geologi Surono mengatakan, Merapi punya tipe sendiri yang terlihat dari segi letusan. Mulai dari magma naik ke permukaan lalu membentuk kubah dan terjadi guguran hingga awan panas. Menurut Surono tipe seperti ini pun sudah diakui dunia sebagai tipe letusan Merapi.
"Kalau magma naik maka prosesnya membuat kubah. Kalau membuat kubah, itu Merapi banget gitu. Sekarang kan ngga," kata Surono kepada wartawan di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, Jumat (02/05/2014).
"Kalau kubahnya sampai ke permukaan, namanya menutup kubah. Kalau tertutup kubah terus ada api diam, lalu terjadi guguran kubah. Kemudian guguran diikuti awan panas guguran. Seluruh dunia mengatakan di manapun letusan gunung api seperti itu disebut tipe Merapi. Merapi banget," katanya.
Sementara saat ini proses aktifitas Merapi dengan pelepasan gas yang menyebabkan suara dentuman disebut Surono tidak sesuai ciri Merapi. Namun, ia meyakini Merapi akan kembali seperti sediakala, baik dari segi fisik maupun letusannya.
"Kembali ke karakter awal. Tunggu saja. Merapi akan bikin. Pasti. Seperti Kelud itu, kemarin gak Kelud banget, sekarang ternyata bikin. Semua kubahnya dilemparkan. Nanti akan terisi lagi. Nanti Merapi akan bikin lagi. Wong sudah disebut dunia sebagai letusan tipe Merapi kok," ujarnya.
Walaupun begitu Surono tidak mengetahui kapan Merapi akan kembali seperti semula. "Kalau Merapi ya nanti dulu. Andai saya tahu, anda yang pertama kali saya kasih tahu," katanya.
Status Merapi kembali naik menjadi Waspada. Data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, pada 20-29 April 2014, ada gempa guguran sebanyak 37 kali, multifase 13 kali, hembusan 4 kali, tektonik 24 kali, dan gempa low frequency 29 kali.
Geolog Mbah Rono: Merapi Tak Seperti Biasanya
"Kalau magma naik maka prosesnya membuat kubah. Kalau membuat kubah, itu Merapi banget gitu. Sekarang kan nggak," kata Surono.
diperbarui 02 Mei 2014, 14:49 WIB(ANTARA FOTO/Teresia May)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Tersangka Kasus Kekerasan Seksual Anak Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Singkawang
Pengundian Nomor Urut, Pasangan Calon Bupati Rokan Hulu Diminta tak Bawa Massa Pendukung
Konten Mukbang dan Dampak Buruknya bagi Penonton
Gubernur Papua Janjikan Bonus Peraih Medali PON XXI: Besarnya Sesuai Kapasitas Fiskal
Kelurahan Pudakpayung Kota Semarang, Terbaik Nomer Tiga se-Indonesia
VIDEO: Pemerkosaan Jadi Motif Tragis Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan
VIDEO: Militer Israel Klaim Pemimpin Kunci Hizbullah Tewas dalam Serangan di Beirut
Bahlil: Sampai Hari Ini Pak Jokowi Tak Pernah Menyampaikan untuk Masuk Golkar
Gara-Gara Makan Bisa Jadi Wali, Ini Perspektif Gus Baha
4 Cara Cek Resi JNE Lewat Hp dengan Mudah dan Cepat, Hanya Semenit
12 Aliansi Buruh Deklarasi Dukung Andra Soni-Dimyati di Pilgub Banten
VIDEO: 5 Santriwati Dicabuli Pengasuh Pondok Pesantren di Cilacap