Liputan6.com, Singapura - Bagi para pemburu pemandangan matahari terbit dan terbenam paling menakjubkan di dunia, jembatan Henderson Waves yang berdiri gagah di Singapura tampaknya patut segera dikunjungi. Pasalnya, jembatan yang menjadi salah satu ikon kebanggaan Singapura tersebut berdiri di atas bukit dan hutan serta menghadap pelabuhan.
Terlebih lagi, Henderson Waves memang sengaja dibangun khusus bagi para pejalan kaki. Artinya, para pengunjung tak perlu khawatir terkena gangguan polusi udara saat melintasinya.
Jembatan yang menelan biaya hingga Rp 294,8 miliar ini sarat akan unsur artistik. Lengkungan baja naik turun di sepanjang jembatan membuatnya tampak seperti gelombang raksasa.
Lebih luar biasa lagi, di malam hari, jembatan gagah itu berubah menjadi bangunan cantik nan elegan di bawah sinar cahaya lampu LED. Tak heran, jembatan tersebut juga berhasil mengundang para penggemar fotografi dan membuatnya menjadi lokasi pemotretan pasangan yang hendak menikah.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai Henderson Waves di Singapura seperti dikutip dari World Buildings, The Asian Parent Buildings, dan Singaporevr.com, Jumat (2/5/2014):
Mudah Dilintasi Lansia
(Foto: Goesholiday.com)
Libatkan perusahaan Inggris, Henderson Waves telan biaya Rp 294,8 miliar
Henderson Waves, sebuah jembatan yang lahir sebagai salah satu ikon terfavorit bagi penduduk Singapura dan para turis asing. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meresmikan proyek pembangunan Henderson Waves pada 10 Mei 2008.
Infrastruktur yang terbuka untuk umum ini berdiri sangat menakjubkan menghubungkan taman Mount Faber dan bukit Telok Blangah. Pembangunannya menelan biaya hingga US$ 255,5 juta atau setara Rp 294,8 miliar.
IJP Corporation, RSP Architects Planners dan Engineers PTE Ltd ditunjuk sebagai tiga pihak yang bertanggungjawab merancang bentuk jembatan tersebut. Sementara itu, konsep dan skema arsitektur jembatan dipelopori Adams Kara Taylor Consulting Civil dan Structural Engineers dari Inggris.
Advertisement
Lokasi Foto Pernikahan
(Foto: Goesholiday.com)
Mudah dilintasi penyandang cacat dan lansia
Henderson Wave merupakan jembatan pejalan kaki tertinggi di Singapura. Bentuknya yang tidak biasa menjadikan jembatan tersebut sangat istimewa dan membuat para turis asing merasa penasaran untuk segera mengunjunginya.
Jembatan sepanjang 274 meter itu membentang dengan hiasan gelombang baja yang melengkung naik dan turun. Bangunan tersebut menyediakan tahapan ketinggian yang halus, membuat siapa saja dapat dengan mudah melintasinya.
Bahkan para penyandang cacat dan penduduk lanjut usia (lansia) mampu memanjat lengkungan jembatan setinggi 20 meter dengan mudah.
Sarat Unsur Artistik
(Foto: Goesholiday.com)
Dari tempat lari pagi sampai jadi lokasi foto pernikahan
Menganggumi pemandangan langit terbuka yang cerah di siang dan malam hari tanpa gangguan polusi udara tentu tak akan sulit dilakukan para penduduk di sekitar taman Mount Faber dan bukit Telok Blangah. Maklum, jembatan Henderson Wave yang menjadi salah satu ikon Singapura disediakan pemerintah khusus sebagai lintasan para pejalan kaki.
Lagipula, bangunan setinggi 36 meter itu merupakan jembatan tertinggi bagi pejalan kaki di Singapura. Tak heran, Henderson Wave manjadi salah satu tempat terfavorit bagi para penduduk Singapura untuk menghabiskan akhir pekannya.
Para pelari pagi, pasangan kekasih dan keluarga beserta anak-anak sering mengunjungi Henderson Waves untuk sekadar berjalan-jalan dan menikmati pemandagan asri di sekitar jembatan. Para pejalan kaki hanya butuh waktu lima menit saja untuk melintasinya.
Bahkan jembatan penghubung taman Mount Faber dan bukit Telok Blangah ini menjadi lokasi fotografi yang sangat populer khususnya untuk mengambil foto pasangan yang akan menikah dengan latar langit yang indah.
Melalui Henderson Waves, para pengunjung juga dapat menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam paling menakjubkan yang pernah ada.
Advertisement
(Foto: Goesholiday.com)
Jembatan yang sarat unsur artistik
Sebagai jembatan khusus pejalan kaki tertinggi di Singapura, bangunan tersebut sarat akan unsur artistik. Bentuknya yang bergelombang seperti ombak membuatnya terlihat sangat spesial.
Serangkaian baja yang terbentang melengkung naik turun bagaikan gerombolan tulang rusuk yang membentuk gelombang raksasa berukurang sangat panjang. Bagian ceruk pada lengkungan terbuka di salah satu sisi jembatang memungkinkan para pejalan kaki untuk beristirahat atau sekadar berdiri menikmati pemandangan sekitar.
Uniknya, jembatan tersebut justru dapat menghadirkan suasana yang berbeda. Di siang hari, jembatan tersebut merepresentasikan kegagahan sebuah bangunan dengan warna putih mendominasi seluruh bagian.
Sementara di malam hari, mulai pukul 07.00 hingga pukul 02.00 dini hari, jembatan tersebut justru terlihat cantik, mewah dan elegan. Bentuk lengkungan gelombang panjang di jembatan tersbtu diterangi dengan lampu LED berwarna kuning yang menyulapnya menjadi tempat megah nan damai.