Liputan6.com, Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada April 2014 mencapai 106,44 per barel, atau turun US$ 0,46 per barel dari bulan sebelumnya US$ 106,9 per barel.
Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 111,05 per barel atau turun US$ 1,41 per barel pada April, dibanding US$ 112,46 per barel pada bulan sebelumnya.
Seperti dikutip dari situs Ditjen Migas, Selasa (6/5/2014), penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut terutama diakibatkan oleh penurunan permintaan minyak jenis direct burning untuk pembangkit listrik di Jepang dan melemahnya permintaan minyak dari China akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Pelemahan harga minyak mentah Indonesia ini, berbeda dengan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada April, yang secara umum menguat," kata Tim Harga Minyak Indonesia.
Advertisement
Data menunjukkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) di New Yoryk Merchantile Exchange naik sebesar US$ 1,52 menjadi US$ 102,03 per barel. Begitupun harga minyak mentah jenis Brent naik US$ 0,34 menjadi US$ 108,09 per barel dan Basket OPEC naik sebesar US$ 0,13 menjadi US$ 104,28 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional tersebut, diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA) bulan April 2014, pasokan minyak mentah dunia di bulan Maret 2014 mengalami penurunan sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 91,78 juta barel per hari yang disebabkan penurunan pasokan minyak dari negara-negara OPEC.
Selain itu, berdasarkan laporan IEA dan OPEC bulan April 2014, proyeksi permintaan minyak mentah 2014 hanya meningkat sekitar 0,01 juta barel per hari dibanding dengan proyeksi pada bulan sebelumnya.
“Adanya kekhawatiran pasar atas memanasnya kondisi politik di Ukraina dan adanya sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia akibat bergabungnya Crimea dengan Federasi Rusia,” papar Tim Harga Minyak Indonesia.
Faktor lainnya adalah US Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok mingguan bensin di AS pada bulan April 2014 mengalami penurunan sebesar 4 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya dan berdasarkan laporan OPEC April 2014, pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat terus membaik, ekonomi AS tahun 2014 diproyeksikan tumbuh 2,7%.
Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak di India yang tumbuh 2,5% khususnya elpiji dan bensin. (Pew/Ndw)