Liputan6.com, Yogyakarta - Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Sri Sumarti mengatakan, aktivitas Gunung Merapi setelah berstatusnya Waspada pada 29 April lalu belum mengalami perubahan signifikan. Aktivitas Merapi itu kini cenderung fluktuatif.
"Aktivitasnya belum ada yang signifikan. Tidak bisa terus disimpulkan, apakah aktivitasnya turun atau naik. Ini masih fluktuatif," ujar Sri saat ditemui di kantornya, Yogyakarta, Selasa (06/05/2014).
Sri menyebut, data yang ada selama tiga hari mulai dari 3 Mei hingga 5 Mei 2014 ini mengungkapkan status Merapi masih dalam level waspada. "Kita terus melakukan pengamatan," imbuh Sri.
Menghadapi status Gunung Merapi, warga bersiap. Di Desa Bakalan, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, warga bekerja bakti menyiapkan barak pengungsian.
Kepala Desa Bakalan, Eko Bejo Subekti, mengatakan, semua warga mempersiapkan barak pengungsian. "Semua bekerja, dari anak-anak sampai dewasa, mempersiapkan barak pengungsian jika nanti terpaksa digunakan. Kita sudah siap," kata kepada Liputan6.com, Minggu 4 Mei 2014.
Tak hanya itu, warga juga berinisiatif memperbaiki jalur evakuasi Merapi. Salah satunya jalur menuju 3 dusun di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. Masyarakat memperbaiki secara swadaya karena pemerintah tak kunjung turun tangan meski sudah dilapori berkali-kali.
Jalan itu merupakan jalur utama evakuasi ribuan warga di 3 dusun tersebut. Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan proses evakuasi warga terhambat saat terjadi bencana Merapi.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi sebelumnya mengalami peningkatan yang signifikan dan membuat status Merapi itu dinaikkan satu level dari normal menjadi waspada.
Kenaikan status ini berdasarkan data dari BPPTKG tertanggal 20-29 April 2014. Data BPPTKG mencatat terjadi gempa guguran sebanyak 37 Kali, multiphase 13 Kali, hembusan 4 Kali, tektonik 24 Kali dan gempa low frequency 29 Kali. (Yus)
Advertisement