Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan Kamerun merebut tiket putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil tidak mudah. Kamerun harus melewati babak play-off melawan Tunisia. Tidak hanya itu, Presiden Kamerun Paul Biya bahkan sampai turun tangan agar negaranya bisa lolos ke Brasil.
Presiden Biya membujuk Samuel Eto'o agar menunda keputusannya untuk pensiun. Sebelumnya, penyerang berusia 32 tahun tersebut mengucapkan salam perpisahan kepada rekan-rekannya usai Kamerun mengalahkan Libya 1-0 pada September 2013.
Kembalinya Eto'o memberi dampak positif bagi Lions Indomptables, julukan Kamerun. Menahan imbang Tunisia di leg pertama, Kamerun menang 4-1 pada leg kedua babak play-off. Tiket ke Brasil pun diraih.
Ini merupakan kali ketujuh Kamerun tampil di pentas turnamen sepakbola terbesar empat tahunan tersebut, yakni 1982, 1990, 1994, 1998, 2002, 2010, dan 2014. Sebenarnya, pada 1966 Kamerun juga lolos ke Piala Dunia namun mengundurkan diri.
Di Brasil, Kamerun masuk ke dalam Grup A. Kamerun bergabung bersama Meksiko, Kroasia, dan tuan rumah Brasil. Ini tentu bukan grup yang mudah bagi Kamerun untuk bisa lolos dari babak grup. Namun, bukan tidak mungkin sejarah Piala Dunia 1990 akan terulang. Saat itu, Kamerun menjadi juara Grup B setelah mengalahkan Argentina dan Rumania, walau di laga akhir kalah 0-4 dari Uni Soviet.
Kiprah di Piala Dunia
Kamerun membuat kejutan pada laga pembuka Piala Dunia 1990 di Italia. Menghadapi juara bertahan Argentina yang ketika itu diperkuat Diego Armando Maradona, Kamerun menang 1-0. Gol tunggal Kamerun dalam laga yang berlangsung di San Siro, Milan, itu dicetak Omam Biyick.
Kejutan kembali dibuat Kamerun di laga kedua dengan mengalahkan Rumania 2-1. Meski di partai terakhir dibantai Uni Soviet 4-0, Kamerun berhak lolos ke perdelapanfinal dengan status sebagai juara Grup B. Sementara Argentina yang menjadi runner-up juga lolos ke babak berikutnya.
Menghadapi Kolombia, Kamerun harus bermain selama 120 menit. Dalam laga tersebut, Roger Milla kembali menjadi bintang lapangan. Milla yang saat itu berusia 38 mencetak dua gol. Sebelumnya, ia juga mencetak dua gol saat menghadapi Rumania.
Di perempatfinal menghadapai Inggris, Kamerun lagi-lagi harus bermain dengan perpanjangan waktu 2x15 menit. Sempat tertinggal oleh gol David Plat di menit ke-28, Kamerun berbalik unggul lewat gol Unde dan Ekeke. Namun, dua eksekusi penalti dari Gary Lineker di menit ke-83 dan 105 memupus impian Kamerun lolos ke semifinal.
Piala Dunia 1990 merupakan prestasi terbaik Lions Indomptables, julukan Kamerun, selama berpartisipasi di Piala Dunia.
Pemain Bintang
Samuel Eto'o memutuskan pensiun dari Timnas Kamerun usai mengalahkan Libya 1-0 pada September 2013. Namun, Presiden Kamerun Paul Biya meminta penyerang Chelsea itu untuk menunda pensiunnya.
Presiden Biya meminta Eto'o untuk membantu Kamerun agar lolos ke Piala Dunia 2014 di Brasil karena harus melewati babak play-off menghadapi Tunisia.
Kehadiran Eto'o membawa dampak positif. Tim berjuluk Lions Indomptables lolos ke putaran final setelah unggul aggregat gol 4-1.
Eto'o sudah 115 kali memperkuat Timnas Kamerun dengan mencetak 55 gol. Pemain berusia 33 tahun dua kali mengantarkan Kamerun juara Piala Afrika, yakni pada 2000 dan 2002.
Pelatih
Volker Finke menjadi pelatih Timnas Kamerun sejak Mei 2013. Ini adalah kali pertama pria kelahiran 24 Maret 1948 asal Jerman itu mengarsiteki timnas.
Sebelumnya, Finke melatih di Liga Jepang untuk klub Urawa Red Diamond dan tim Jerman FC Cologne selama dua musim.
Advertisement