Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki potensi besar untuk meramaikan ranah teknologi dunia, tidak hanya menjadi konsumen melainkan juga produsen. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Mari Elka Pangestu, Indonesia memiliki banyak talenta kreatif yang bisa berkontribusi dalam perekonomian negara.
Karena itu acara atau konferensi seperti NXTCON yang bisa mempertemukan pengusaha, investor, perusahaan, dan media, diharapkan dapat membantu pertumbuhan bisnis teknologi Tanah Air.
Melalui acara ini para startup atau komunitas diharapkan tak hanya bisa mendapatkan pengetahuan tetapi juga investor. Selain itu melalui acara ini, dunia luar juga bisa melihat potensi besar yang dimiliki Indonesia, terutama perusahaan rintisan alias startup.
"Acara ini bertujuan menciptakan ekosistem untuk startup kita. Karena itu kami mengundang startup dari sejumlah negara untuk melihat potensi di Indonesia dan mengembangkan ekosistem yang berkesinambungan," jelas Mari di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Menurut Mari, tak bisa dipungkiri kalau Indonesia sudah masuk dalam jaringan teknologi dunia. Sehingga bekerjasama dengan startup-startup dari luar negari seperti dari Sillicon Valley, akan sangat penting selain untuk mengembangkan jaringan.
Dijelaskannya, ada dua hal utama yang harus disiapkan dalam 'Indonesia Digital', yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur seperti broadband. Untuk infrastrukur seperti jaringan internet, Mari berharap Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dapat terus membantu menopang industri teknologi.
"Dalam hal infrastruktur, yang penting itu adalah jaringan telekomunikasi, itu artinya broadband atau fixeline dapat menopang kebutuhan digital Indonesia. Sehingga para pelaku di bisnis ini bisa memproduksi produk-produknya lebih baik," jelas Mari.
Pada kesempatan yang sama, CEO EMTEK, Sutanto Hartono mengatakan, internet adalah hal terpenting untuk dapat lebih mudah mengakses informasi. Dengan demikian, tidak hanya pelaku bisnis digital saja yang bisa menyajikan konten tapi juga semua orang.
"Online adalah platform terpenting untuk mengakses informasi. Karena itu kita harus mengembangkan bisnis model investasi ke arah platform tersebut," tutur Sutanto.
Mengutip data EMTEK, Sutanto menambahkan bahwa layanan internet yang paling banyak diakses oleh netter adalah jejaring sosial. Sedangkan sisanya, juga banyak untuk mengakses berita-berita baru, mencari informasi mengenai topik tertentu, mengirim dan menerima email, serta membaca blog.
(din/dew)
Advertisement