Liputan6.com, Jakarta - Dugaan kejahatan asusila terjadi di SDN Pondok Rangon 06 petang, Jakarta Timur. Namun Kepala Sekolah Sukirno membantah adanya tindakan asusila yang dilakukan guru kepada murid kelas III berinial W.
"Saya sudah rapat, saya tanya dengan guru yang disebutkan oleh anak tersebut. Dia bilang berani sumpah tidak melakukannya, saya sedang membuat pernyataan dengannya," kata Sukirno di sekolah, Jakarta Timur, Rabu (7/5/2014).
Sukirno juga mengaku telah menanyakan kejadian itu kepada penjaga sekolah yang berada di lokasi kejadian. Menurut penjaga sekolah, saat itu W sedang membantu teman sekelasnya mengangkat bangku dari toilet yang kini digunakan sebagai gudang.
"Saat itu pukul 11.00 WIB, sekolah ini masuk siang, jadi belum ada guru yang datang. Hanya ada Pak Bayu yang mengajar pendalaman materi di kelas VI. Saat keluar dari toilet, W biasa saja, terlihat riang," jelas Sukirno.
Jika memang nantinya polisi menyelidiki kasus ini, Sukirno mengaku siap mendukung penuh. Kalaupun guru tersebut terbukti bersalah, ia pun siap memberikan sanksi tegas.
"Saya mendukung penyelidikan ini. Saya juga kasih dispensasi untuk W, sementara waktu kalau dia belum mau masuk sekolah, diberi izin dulu," tegas Sukirno.
Dugaan pelecehan seksual terjadi di SDN Pondok Rangon 06 Petang dialami siswa berinial W. Bocah berumur 10 tahun itu diduga dicabuli guru kelasnya. W kini mengalami trauma berat.
Orangtua W, M mengaku aneh melihat cara sang buah hati berjalan setelah pulang sekolah Rabu 30 April lalu. M menanyakan penyebab keanehan itu.
"Pas pulang dia jalannya aneh. Saya tanya dia bilang digigit semut. Besoknya baru mengeluh sakit, pas saya lihat ternyata sudah bengkak," kata perempuan berumur 40 itu di kediamannya kawasan Harjamukti, Cimanggis, Depok, Rabu 7 Mei 2014.
M lalu membawa W ke bidan untuk memeriksa pembengkakan yang dialami anaknya. Sang bidan kemudian menyarankan M membawa W ke RS Ibu dan Anak Jati Sampurna, yang berada tak jauh dari kediamannya.
"Kata dokter ini luka bekas penganiayaan. Saya disarankan anak saya untuk visum," lanjut M.
Saat itu, M terus berpikir seberapa besar biaya uang yang harus dibayar untuk visum. Sebab, pekerjaan sebagai buruh cuci hanya berpenghasilan Rp 300 ribu sebulan.
"Ada teman saya yang ngajarin lapor saja ke Polres Jakarta Timur minta surat rekomendasi. Kalau pakai itu gratis. Tapi sekarang anaknya malah nggak mau divisum karena masih trauma," ujar M.
Kepada ibunya, W tidak bisa mengingat secara rinci kejadian itu. W yakin, orang yang melakukan tindakan pelecehan tersebut adalah guru kelasnya sendiri. Karena masih trauma, W memilih untuk tidak masuk sekolah.
"Dia cuma bilang kejadiannya di toilet sekolah," tutup M. (Sss)
Kepsek: Guru Kelas Bersumpah Tidak Cabuli Bocah SD Pondok Rangon
Namun Kepala Sekolah SDN Pondok Rangon 06 petang siap mendukung penyelidikan polisi dan siap memecat guru jika terbukti bersalah.
diperbarui 07 Mei 2014, 18:23 WIBIlustrasi (Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kepala Basarnas Kusworo Dimutasi dalam Rangka Pensiun, Diganti Mohammad Syafii
Pengumuman Kelulusan CPNS 2024 Hari Ini 5 Januari 2025, Berikut Panduan dan Link Resminya
Sidang Vonis Trump dalam Kasus Suap Akan Digelar 10 Januari
Menjajal Geely EX5 di Negeri Asalnya sebelum Resmi Masuk Indonesia
Top 3: Miliarder Pendiri Zoho Corporation Bagikan Cara Raih Kesuksesan
Terungkap 2 Alasan Alejandro Garnacho Jarang Main di Manchester United Sejak Akhir 2024
Tampilan Baru Stasiun Banyuwangi Kota, Bernuansa Rumah Adat Osing
Justin Baldoni Bersiap Tuntut Balik Blake Lively, Ancam Bakal Spill Semua Pesan Teks dari Sang Aktris
Apa Lagi Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia yang Akan Diajukan ke UNESCO?
Kisah Ketakutan Iblis kepada Allah SWT dan Tobatnya yang Gagal, Diceritakan Gus Baha
Harga Kripto 5 Januari 2025: Bitcoin Menguat Terbatas
Ramalan Kehidupan Cinta Setiap Zodiak di 2025, Part 2