Mengulik Kinerja Empat Bank BUMN, Siapa yang Terbaik?

Di antara bank BUMN, BRI menorehkan laba tertinggi baik dari sisi nilai maupun pertumbuhan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Mei 2014, 12:11 WIB
Bank (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Empat bank yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan kinerja yang cukup baik hingga kuartal I 2014 kemarin. Dari sisi aset, penyaluran kredit dan juga pencapaian laba menunjukkan peningkatan. Namun ada beberapa indikator lain yang menunjukkan penurunan kinerja.

Berdasarkan laporan keuangan keempat bank, dari sisi aset, PT Bank Mandiri Tbk membukukan nilai aset tertinggi pada akhir kuartal I 2014 kemarin, yaitu mencapai Rp 729,48 triliun. Aset Bank Mandiri tersebut mengalami pertumbuhan 13,87% dibanding akhir kuartal I 2013 yang tercatat Rp 640,60 triliun.

Namun jika diihat dari sisi pertumbuhan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan pertumbuhan yang tertinggi yaitu mencapai 16,4% menjadi Rp 595,74 triliun pada akhir Maret 2014 dari Rp 511,98 triliun pada akhir Maret 2013. 

Untuk periode yang sama, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan pertumbuhan aset 16,2% menjadi Rp 371,46 triliun dari Rp 319,72 triliun. Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membukukan pertumbuhan 13,97% menjadi Rp 136,96 triliun dari Rp 120,18 triliun.

Pertumbuhan aset tersebut didorong oleh tingginya penyaluran kredit. Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan di tengah tren perlambatan kredit, perseroan justru mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Memang, di kuartal I 2014 ini, diantara bank pelat merah lainnya, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit tertinggi.

"Kami mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 23,3%, yaitu dari Rp 200,50 triliun pada Kuartal I 2013 menjadi Rp 247,12 triliun pada Kuartal I 2014." jelasnya seperti ditulis pada Rabu (7/5/2014).

Penyaluran kredit tertinggi kedua di antara Bank BUMN diduduki oleh BTN. Maryono, Direktur Utama BTN menjelaskan penyaluran kredit perseroan menjadi sebesar Rp 102,82 triliun, atau tumbuh 20,24% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 85,51 triliun.

Posisi berikutnya adalah Bank Mandiri yang membukukan pertumbuhan kredit sebesar 20,1% pada triwulan I 2014 menjadi Rp 470,4 triliun dari Rp 391,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Terakhir, BRI menjadi bank BUMN yang mencatatkan pertumbuhan kredit terendah. Hingga Maret 2014, kredit BRI tercatat Rp 432,43 triliun, tumbuh 19,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 361,25 triliun.


BRI Torehkan Laba Tertinggi

Bank BRI (Istimewa)

BRI Torehkan Laba Tertinggi


Dari keempat bank pelat merah tersebut, BRI mampu membukukan laba tertinggi baik dari sisi pertumbuhan maupun nilai. Laba bersih BRI tercatat Rp 5,90 triliun untuk tiga bulan pertama tahun ini, tumbuh 17,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 5,01 triliun.

"Di tengah fluktuasi kondisi perekonomian, kami berhasil mengembangkan bisnis sehingga laba tetap tumbuh," kata Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni.

Laba BRI tersebut diperoleh dari pendapatan bunga bersih yang tercatat sebesar Rp 12 triliun dan pendapatan operasional seperti fee,komisi dan biaya-biaya transaksi yang tercatat Rp 1,8 triliun.

Bank Mandiri mencatatkan perolehan laba tertinggi kedua, terpaut Rp 1 triliun dengan laba yang ditorehkan BRI. Laba bersih Bank Mandiri tercatat Rp 4,92 triliun, tumbuh 14,5% dari sebelumnya yang tercatat Rp 4,30 triliun.

Sedangkan perolehan laba BNI tercatat Rp 2,39 triliun, naik 15,6% dibanding sebelumnya yang sebesar Rp 2,07 triliun. Laba BNI berasal dari pendapatan bunga bersih yang mampu tumbuh 23,2% menjadi Rp 5,29 triliun.

BTN merupakan bank BUMN yang menorehkan laba terkecil baik dari sisi nilai maupun pertumbuhan. Laba BTN hanya tumbuh 2,24% menjadi Rp 431 miliar dari Rp 334 miliar.

Sebenarnya pendapatan bunga BTN yang berasal dari bunga kredit yang dibebankan kepada masyarakat cukup tinggi yaitu mencapai Rp 3,24 triliun.

Namun karena pengeluaran bunga berupa kewajiban perseroan membayar bunga simpanan seperti tabungan, giro dan deposito juga tinggi yaitu mencapai Rp 1,81 triliun, maka pendapatan bunga bersih BTN tak bisa tumbuh tinggi yang berimbas kepada kecilnya laba yang dibukukan BTN.

Analis PT OSO Securities, Andri Goklas memperkirakan laba yang dibukukan oleh bank-bank pelat merah ini akan mengalami penurunan di kuartal III atau IV 2014 nanti. Alasannya, Bank Indonesia pada tahun kemarin menaikkan BI Rate dari 5,75% menjadi 7,5%.

Kenaikan BI rate tersebut akan berdampak kepada kenaikan bunga simpanan dan bunga kredit sehingga berpeluang untuk menurunkan margin keuntungan bank."Dampaknya ke laba baru akan terasa sekitar 9 bulan setelah kenaikan BI Rate," jelasnya.


Likuiditas BTN Sangat Ketat

Bank BTN (Istimewa)

Likuiditas BTN Sangat Ketat


Dari keempat bank BUMN, BTN merupakan bank yang mempunyai likuiditas paling ketat. Hal tersebut terlihat dari rasio penyaluran kredit terhadap pengumpulan dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR).

Untuk diketahui, LDR adalah rasio antara seluruh penyaluran kredit dibandingkan dengan seluruh pengumpulan dana pihak ketiga. Semakin tinggi angka rasio LDR diartikan semakin ketat likuiditas bank tersebut.

LDR BTN di posisi 100,53%. Artinya, seluruh dana yang dikumpulkan dari masyarakat semuanya telah disalurkan ke kredit. Dilihat dari sisi mediasi, langkah yang dilakukan BTN cukup bagus karena mampu menyalurkan seluruh dana yang dikumpulkan dari masyarakat ke kredit.

Namun dilihat dari sisi likuiditas, hal tersebut cukup membahayakan karena jika nasabah simpanan melakukan penarikan dana yang cukup besar maka BTN akan kesulitan karena simpanan masyarakat tersebut sudah disalurkan semua ke kredit.

Selain itu, LDR BTN juga tidak seusai dengan ketentuan yang diwajibkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan aturan bank sentral, LDR industri perbankan seharusnya berada di dalam koridor 78% hingga 92%.

LDR tiga bank BUMN lain menunjukkan kinerja yang cukup baik. LDR BNI berada di level 88,4%, LDR Bank Mandiri berada di level 88% dan LDR BRI di level 92,01%.


NPL Membaik

(foto: Liputan6.com)

NPL Membaik


Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) keempat bank pelat merah tersebut terus menunjukkan perbaikan karena terus mengalami penurunan. Tetapi memang, rasio kredit bermasalah BTN lebih tinggi dibanding dengan tiga bank lainnya.

NPL gross BTN berada di level 4,74% pada Kuartal I 2014, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 4,77%. Level ini hampir mendekati batas atas yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%. JIka bank mempunyai NPL di atas 5% maka akan mendapat perhatian khusus dari otoritas perbankan yang saat ini berada di tangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Untuk periode yang sama, NPL gross BNI berada di level 2,3%, turun dari sebelumnya yang tercatat 2,8%. Sedangkan NPL gross BRI di level 1,7%m turun dari 1,97%. Untuk Bank Mandiri mencatatkan NPL 2,07%, turun tipis dari periode sebelumnya yang di level 2,08%. (Gdn/Igw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya