Liputan6.com, Semarang - Sejumlah peternak sapi lokal di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah resah akibat kabar masuknya sapi impor jenis Brahman Cross (BX) ke sejumlah Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Apalagi kabar itu sangat berkaitan dengan impor daging sapi naik.
Menurut Toha, salah seorang peternak sapi potong di Kabupaten Semarang, kabar tersebut merupakan indikasi masuknya sapi impor ke Jawa Tengah. Jika kabar tersebut benar, para peternak sapi lokal dipastikan terdesak, sebab harga daging sapi impor biasanya lebih murah.
"Otomatis harga sapi lokal akan terbanting sehingga para peternak tidak dapat lagi menikmati hasil yang lebih baik. Peternak sapi lokal dipastikan merugi," kata Toha, Rabu (7/5/2014).
Menurut Toha, selama ini para peternak mempercayai Jawa Tengah merupakan daerah yang tidak mengizinkan masuknya sapi impor. Hal itu terjadi sejak Gubernur Jawa Tengah masih Bibit Waluyo. Namun semenjak gubernur ganti Ganjar Pranowo, terjadi kegelisahan yang dikuatkan dengan temuan sapi impor di RPH.
Sementara itu, Koordinator Kelompok Petani Peternak Sapi Bangun Rejo, Desa Polosiri, kecamatan Bawen, Eko Dodi Pramono mengutarakan hal yang sama. Dia beranggapan, temuan masuknya sapi impor ke sejumlah RPH di Jawa Tengah bukan sekadar kabar burung.
Salah satu fakta adalah temuan di RPH Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Ia mengakui memiliki dokumen termasuk foto aktivitas pemotongan sapi BX ini.
"Kalau harga daging sapi impor lebih rendah dari harga sapi lokal, pastinya berimbas buruk bagi peternak sapi lokal. Saat ini harga daging sapi di Jawa Tengah berkisar antara Rp 85 hingga Rp 90 ribu per kilo gram, " kata Eko.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah membenarkan adanya laporan ditemukannya sapi impor ke RPH di Jawa Tengah. Informasi ini sudah dia ketahui dan bahkan sudah ditindaklanjuti ke RPH yang bersangkutan.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Whitono, sejauh ini di Jawa Tengah tidak ada kebijakan bagi perusahaan importir untuk memasukkan sapi impor.
"Kami masih terus menelusuri mengapa sapi BX tersebut bisa masuk ke sejumlah RPH di wilayah Jawa Tengah. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Produsen Daging dan Fedloter Indonesia (APFINDO)," kata Whitono.
Ketua APFINDO, Joni Leano mengaku, pihaknya sudah mengecek langsung ke Pekalongan dan memang sudah ada pemotongan sapi impor. Namun jumlahnya tidak terlalu banyak.
"Pekan lalu kami juga mendapat laporan pemotongan sapi impor ini di RPH Wiradesa Jumlahnya hanya sekitar 15 ekor dan semuanya tidak dipotong sekaligus dalam satu hari, " kata Whitono.
Terkait hal ini, lanjut Whitono, baik Kepala Dinas Peternakan maupun pimpinan RPH sudah diklarifikasi. Namun jika pada praktiknya memang seperti ini, pihak APFINDO tentunya akan menegur importirnya.
Advertisement