Liputan6.com, Jakarta - Pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bisnis pupuk dinilai dapat menjadi salah satu contoh holding yang berhasil untuk meningkatkan aset perusahaan.
"Bagi yang masih ragu-ragu holding di BUMN harus melihat Pupuk Indonesia dan Semen Indonesia," ujar Menteri BUMN, Dahlan Iskan, usai rapat pimpinan PT Pupuk Kaltim, Kamis (8/5/2014).
Advertisement
Ia menambahkan, pembentukan holding dapat membuat kinerja perusahaan lebih efisien dalam mengelola aset dan mengembangkan usaha. Hal ini ditunjukkan dari aset PT Pupuk Indonesia naik menjadi Rp 60 triliun pada 2013. Padahal dua tahun sebelumnya, asetnya hanya Rp 30 triliun.
"Investasi baru bisa sangat cepat dan memungkinkan dilakukan karena efisiensi tercapai misal pembelian bersama dan pengelolaan. Dalam Pupuk Indonesia terbukti pembentukan holding luar biasa. Keuangan disatukan dalam dua tahun sudah menjadi Rp 60 triliun," kata Dahlan.
Menurut Dahlan, penggabungan perusahaan BUMN itu memiliki manfaat bagi perkembangan perusahaan. "Pihak-pihak yang masih meragukan dalam menyetujui holding betul-betuk memilikirkan kejayaan negara, kemajuan Indonesia. Harus ada pembentukan holding," kata Dahlan.
Menurut Dahlan, PT Pupuk Indonesia dapat menjadi perusahaan pupuk terbesar di dunia dalam waktu dua tahun mendatang.
Sebelumnya PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) melalui anak perusahaannya PT Pupuk Kalimantan Timur mengambilalih pabrik amoniak yang dikelola Jepang pada April 2014.
Holding BUMN Pupuk ini membeli pabrik amoniak di Kalimantan Timur (Kaltim) dari Mitsui and Co Ltd dan Tomen. Perseroan dapat membeli pabrik itu di bawah harga penawaran dari Rp 4 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 2.000 ton amoniak per hari, atau sekitar 660 ribu ton per tahun.
Adapun pabrik ini harus diserahkan kepada pemerintah Indonesia sesuai dengan cooperation agreement pada 1997 antara PKT, Mitsui and Co Ltd, dan Tomen. (Amd/Ahm)