Harga Daging Rp 100 Ribu per Kg, Mentan Salahkan Pedagang

Harga daging sapi yang masih Rp 100 ribu per kg diduga akibat permainan pedagang.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Mei 2014, 13:34 WIB
Mantan Menteri Pertanian Suswono (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menduga ada permainan harga daging sapi di tingkat pedagang sehingga harga jualnya tak beranjak dari sekitar Rp 100 ribu per kilogram (kg).

Menteri Pertanian, Suswono mengungkapkan, Kementerian Perdagangan sudah memberi kebebasan kuota impor daging sapi. Ini diatur dalam kebijakan baru dari pemerintah.

"Volume sudah tidak ditentukan lagi, artinya ada kebebasan dari Kemendag untuk mengatur. Tapi faktanya harga nggak turun, berarti ada masalah," ucapnya usai Rakor MP3EI di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Dia menduga, masalah harga terjadi di tingkat pedagang sehingga kuota impor daging sapi yang sudah dibuka secara luas oleh pemerintah tak berpengaruh terhadap harga daging. "Masalahnya mungkin begitu (pedagang)," tegas Suswono.

Kementan berharap ada dukungan transportasi karena melihat ada beberapa sentra yang membutuhkan angkutan ternak atau daging sapi untuk segera didistribusikan ke Jakarta.

"Di kepulauan Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat sangat berpotensi, makanya kita butuh transportasi yang menjadikan harga bisa bersaing sampai di Jakarta. Ini yang masih jadi kendala," tutur Suswono.

Sebelumnya berdasarkan pantauan Liputan6.com di di pasar tradisional, harga daging sapi masih berkisar Rp 80 ribu sampairp 100 ribu.

"Harga daging sapi untuk sop masih Rp 100 ribu per kg, tetelan Rp 80 ribu per kg dan harga daging khas dalam masih Rp 100 ribu lebih per kg," tutur pedagang daging sapi di Pasar Bojong, Jakarta Barat, Samsudin (48).

Dia mengaku, harga tersebut tak beranjak sejak tahun lalu. Beberapa pedagang pun mempertanyakan mengenai harga daging sapi yang tak kunjung turun.

"Sudah lama masih saja harganya segini. Paling turun dikit, lalu nggak lama naik lagi. Mungkin karena pimpinan distributor sekarang dari Australia jadinya dia yang mainin harga," cetus dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya