Ahok Paksa Produsen Bus Swedia Bikin Pabrik Perakitan di Bekasi

Pembangun karoseri di Indonesia merupakan bentuk transfer teknologi terbaru. Tidak hanya dalam bentuk impor barang sudah jadi semata.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 08 Mei 2014, 14:03 WIB
Bus Scania Euro (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyambut positif kedatangan bus Scania asal Swedia yang sedang diuji coba di lintasan busway. Tapi, Basuki yang biasa disapa Ahok mengajukan syarat yang harus dipenuhi pihak Scania, yaitu harus membangun pabrik karoseri di Indonesia.

"Satu hal lagi paling penting, memaksa mereka untuk membangun karoseri semua di Bekasi. Jadi termasuk sasis segala pun bisa dibangun di sini," kata Ahok usai mencoba Scania di kawasan Silang Monas, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Menurut Ahok, pembangunan karoseri di Indonesia merupakan bentuk transfer teknologi terbaru. Jadi tak hanya dalam bentuk impor barang sudah jadi semata.

"Ini sebuah transfer teknologi, bukan impor lagi. Bukan hanya bikin, tapi ada hitungan gasnya. Apalagi ini mesin gas tercanggih yang ada di dunia saat ini, Euro 6," lanjutnya.

Scania di Indonesia didistribusikan oleh United Tractor. Ahok melihat, United Tractor juga sangat mumpuni dalam hal pembuatan bus dan truk, bahkan alat berat.

"Sekarang sasis dari Komatsu saja, alat berat cor logamnya di Bekasi, ini semua sasis dicor di sini, karena mereka nggak mau rugi. United Tractor juga pengennya seperti itu. Jadi gimana yang lain mau ikut lelang gimana ya silahkan. Kalau Anda punya uang," tandasnya.

Hari ini, produsen bus dan truk asal Swedia, Scania, memamerkan 1 unit bus gandeng yang dirancang untuk beroperasi sebagai armada Transjakarta. Dibanderol Rp 5,8 miliar, bus bikinan Eropa ini diklaim lebih bandel dan rendah emisi.

"‎Mesin 100% dikembangkan oleh Scania dan mengusung fitur-fitur yang dijamin tidak masalah dengan kondisi jalanan dan cuaca Jakarta," ujar Presiden Direktur PT United Tractors Tbk, Loudy I Elias.

Bus gandeng Scania ini mengadopsi mesin berbahan bakar gas dengan standar emisi Euro 6. Kata Loudy, emisi mesin yang dikeluarkan bus gandeng Scania lebih rendah, atau seperenam emisi mesin dengan Euro 5.

"Tak hanya ramah lingkungan, bus gandeng Scania ini juga memiliki kapasitas tangki gas yang lebih besar," imbuh Loudy.

Ia mengklaim, produknya itu bisa melaju sejauh 250 kilometer hanya dalam satu kali pengisian. "Ini bisa meningkatkan operasional bus. Jadi tidak perlu bolak-balik isi gas dan beroperasi selama 1,5 hari," paparnya. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya