Liputan6.com, Jakarta MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) yang saat ini tengah menghantui para calon jamaah haji atau umrah, diharapkan tidak menjadi penghalang bagi setiap muslim di Indonesia untuk beribadah ke tanah suci Mekah. Asal memperhatikan segala larangan yang diberikan, kemungkinan untuk tertular virus jenis RNA itu sangat kecil.
Demikian pesan yang disampaikan Spesialis Ilmu dan Penyakit Dalam Konsultan Paru-paru Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, KP, NIC dalam temu media di Kantor Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2014)
Advertisement
"Yang terpenting para calon jamaah haji atau umroh memperhatikan apa-apa saja yang dilarang. Kalau memang lagi hamil, coba untuk ditunda saja. Itu jauh lebih baik," kata dia menjelaskan.
Jika memang tetap ingin melakukan perjalanan ibadah ke sana, tambah Ceva, ada baiknya untuk tidak melakukan kunjungan ke peternakan atau perkebunan kurma. Lebih baik fokus untuk beribadah, dan perbanyak istirahat.
"Ke perternakan atau ke perkebunan justru memperbesar risiko. Mending fokus ke ibadah, atau ziarah ke makam Nabi," kata dia menerangkan.
Ini harus diperhatikan, agar jangan sampai ada stigma bahwa virus MERS-CoV ini menghambat perjalanan umrah atau haji.
"Pola hidup bersih dan sehat pun tetap harus diperhatikan selama di sana," kata dia menekankan.