Liputan6.com, Sydney - Para petani di kawasan Northern Territory, Australia berkomitmen untuk semakin meningkatkan ekspor sejumlah produk hortikulturanya ke Indonesia. Itu karena para petani tengah berupaya mempersempit kesenjangan antara ekspor hewan ternak dengan produk hortikultura khususnya ke pasar Indonesia.
Seperti dilansir dari laman Foodmag.com, Jumat (9/5/2014), tahun lalu, Australia tercatat mengekspor hewan ternak senilai 230 juta dolar Australia. Ironisnya, jumlah pengiriman produk-produk hortikultura ke luar negeri hanya bernilai 6 juta dolar Australia.
Advertisement
Asosiasi Petani Northern Territory (Northern Territory Farmers Association/NTFA) merekomendasikan lebih banyak pengiriman dilakukan ke pasar Indonesia.
CEO NTFA Gran Fenton mengatakan, Australia perlu sedikit menggeser fokusnya pada kebutuhan komoditas yang diinginkan Indonesia. Beberapa produk yang diharapkan Indonesia dari Australia dianataranya, gula, kacang, dan kedelai.
"Indonesia mengimpor banyak sekali kacang kedelai dari Amerika Serikat dan Brasil. jadi kami juga akan berupaya merambah pasar tersebut," ungkap Fenton.
Dia menjelaskan, para petani dan eksportir produk hortikultura Australia hanya mengikuti kebutuhan pasar Indonesia. Selain itu, Indonesia juga dianggap sebagai pasar potensial yang dapat memberikan keuntungan bagi para petani Australia.
"Kuncinya, produk apa dan mana yang dibutuhkan pasar? Di mana kami bisa mencetak uang? Fokus kami adalah mengidentifikasi pasar-pasar kunci dan perekonomiannya, itu merupakan kunci demi mengembangkan produksi kami," ujarnya. (Sis/Ndw)