Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang, kampanye hitam yang menyudutkan setiap capres terus bertebaran di dunia maya. Terakhir kampanye yang mengiklankan kematian calon presiden PDIP Joko Widodo atau Jokowi. Iklan kematian Jokowi beredar luas di media sosial dan tengah menjadi perbincangan hangat saat ini.
Iklan ini sudah tentu mengundang protes. Namun menurut Psikolog Politik UI Dewi Haroen, iklan RIP Jokowi itu tak serta merta merugikan Jokowi. Sebaliknya, iklan itu justru menguntungkan Gubernur DKI Jakarta itu. Dewi menilai, keuntungan Jokowi yakni pendukungnya langsung bereaksi keras karena merasa dizolimi.
Berbeda dengan Jokowi, kampanye hitam ini justru dinilai merugikan capres Prabowo Subianto. Dewi mengatakan, Prabowo rugi karena stigma negatif selalu dialamatkan kepadanya. "Saya kira yang lebih untung Jokowi. Saya melihat ngga mungkin timnya Prabowo, karena akan merugikan mereka sendiri," ujar Dewi saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (9/4/2014).
Dewi yang juga pakar personal branding itu menjelaskan, Jokowi diuntungkan karena pola masyarakat Indonesia yang kerap membela orang teraniaya. "Dalam sejarah pencapresan di Indonesia,capres yang terkesan dianiaya biasanya banyak mendapatkan dukungan dan berpotensi menjadi presiden."
Dia mencontohkan ketika kantor PDI diserang pada 1996, yang beberapa tahun kemudian mengantarkan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Selanjutnya Susilo Bambang Yudhoyono yang keluar dari kabinet Megawati kemudian menjadi presiden. Terakhir, saat pilkada DKI yang menggugat Jokowi karena bukan orang Betawi. "Masalahnya, apakah Prabowo yang melakukan hal ini? belum tentu juga," ujar Dewi.
Menurut Dewi, jika kampanye hitam itu dilakukan tim Prabowo, akan merugikan dia sendiri. Apalagi Prabowo ahli strategi dan timnya juga orang-orang pilihan yang tidak mungkin membuat kesalahan non-material. "Lihat saja, begitu gambar ini muncul hujatan-hujatan terhadap Prabowo mengalir deras dari pihak lawan. Masa Prabowo melakukan tindakan yang merugikan dirinya sendiri."
Dalam perspektif untung atau rugi, lanjut Dewi, biasanya tindakan khusus dilakukan untuk memperoleh keuntungan, dan bukan untuk kerugian. Karena itu dia berharap, rakyat jangan disuguhi hal pembodohan seperti ini. Lebih baik adu visi-misi apa yang bisa dilakukan untuk rakyat ke depan.
"Ini pesta demokrasi, ajak rakyat bergembira, jangan memberikan ketakutan kepada rakyat," ungkap Dewi. Dia mengingatkan, tim kampanye Jokowi dan tim kampanye Prabowo tidak memgembangkan kampanye hitam, kampanye negatif, atau propaganda jahat.
Seperti diketahui, di Facebook dan Twitter, beredar gambar ucapan dukacita untuk Ir Herbertus Joko Widodo. Ada foto Jokowi di gambar tersebut. Bentuk gambar berupa iklan pengumuman kematian yang sering dimuat di surat kabar. Di awal gambar tercantum tulisan yang mengumumkan “kematian” Jokowi pada 4 Mei 2014. (Mut)
Energi & Tambang