Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan telah berkoordinasi dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk mengantisipasi bila terjadi kerusuhan massa jika jadwal Pemilihan Presiden (Pilpres) dan jadwal pelantikan presiden terpilih mundur dari waktu yang ditentukan. Hal itu dipacu belum tuntasnya penghitungan suara secara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum dari jadwal yang berakhir tepat tengah malam nanti atau pukul 00.00 WIB.
"Sudah, kita sudah ada MoU (nota kesepahaman) dan juga melakukan rapat bersama berkali-kali apabila ada suatu kontigensi," kata Sutarman di Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Sutarman menambahkan, bukan hanya kontigensi, bahkan pengamanan juga akan diperkuat. Bila kekuatan Polri tidak cukup, maka Polri akan meminta bantuan pengamanan dari personel TNI, tapi masih dalam tindakan polisi.
"Di bawah kendali Polri dan itu di bawah tindakan kepolisian. Kecuali kalau negara dalam keadaan kontigensi dan chaos, negara harus menggunakan TNI, nah itu harus ada perintah-perintah khusus untuk itu," ungkap dia.
Meski meminta bantuan TNI, Polri tetap di garda terdepan sepanjang hal itu dalam tertib sipil. Karena itu terkait masalah ketertiban dan keamanan serta penegakan hukum.
Sebelumnya, proses rekapitulasi penghitungan suara nasional baru selesai 26 provinsi. Sementara waktu diberikan 30 hari yang berakhir hari ini pukul 24.00 WIB. Ada dugaan terjadi kemoloran waktu yang dikhawatirkan mengganggu jalannya tahapan pemilu presiden dan pelantikan presiden baru.
"Sesuai jadwal, batas akhir pelantikan presiden baru yaitu pada 20 Oktober 2014 pukul 24.00 WIB. Kalau sampai tanggal itu presiden tidak bisa dilantik, belum ada aturan siapa yang akan ambil alih pimpinan," ujar Sutarman di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 8 Mei kemarin.
Ia juga menegaskan tidak akan ambil alih kekuasaan apabila ada kemunduran jadwal pilpres dan jadwal pelantikan presiden terpilih. Kendati diharuskan untuk diambil alih guna mengendalikan keamanan Indonesia.
"Negara tidak bisa vacum of power. Ini ketiga kalinya saya katakan, Kapolri tidak mau ambil alih. Sementara, para menteri juga sudah demisioner sehingga yang tersisa adalah Ketua MK, Ketua MA, Panglima TNI, Kapolri dan lain-lain," kata Sutarman.
Karena itu, dia mengingatkan kepada KPU untuk bekerja sesuai jadwal yang ditentukan jelang pelaksanaan Pilpres 9 Juli dan menyarankan pembuat kebijakan memberikan solusi dalam bentuk aturan sehingga ada payung hukum yang melandasinya. Apakah harus mengubah UU atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).
"Atau seandainya tidak bisa dilantik pada waktu yang ditetapkan, presiden lama ambil alih, yang jelas harus ada payung hukum," demikian Sutarman. (Sss)
Jika Jadwal Pemilu Molor dan Chaos, Polri Minta Bantuan TNI
Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Sutarman telah berkoordinasi dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
diperbarui 09 Mei 2014, 15:26 WIBDi Gedung MK, Kapolri Jenderal Pol Sutarman menengaskan siap mengamankan dan menindaklanjuti laporan jika ditemukan tindak pidana pemilu yang terungkap dalam sidang, Kamis (8/5/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pria Tertua di Dunia, John Alfred Tinniswood Meninggal Usia 112 Tahun
Bahlil Optimis Ridwan Kamil-Suswono Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024
Didampingi Sang Suami dan Anak, Eva Dwiana Nyoblos di TPS 005 Tanjung Karang Pusat
12 Pemenang Ajang Fashion dan Make Up Contest 2024 Bakal Wakili Indonesia di Hong Kong Fashion Week
AHY Buka Suara Soal Survei Ridwan Kamil-Suswono yang Sempat Tertinggal
5 Resep Tongseng Lezat untuk Hidangan Spesial di Rumah
Ustadz Das’ad Latif Kisahkan Polisi Tembak Kaki tapi Kena Kepala
Momen Presiden Prabowo Subianto dan Masyarakat Indonesia Tentukan Pilihan pada Pilkada Serentak 2024
Jam-Jam Terakhir Liam Payne Sebelum Meninggal Diungkap
Memahami Legibility Adalah: Kunci Kejelasan Visual dalam Tipografi
Lindungi Petani, Mentan Amran Tegaskan Blacklist dan Cabut Izin 4 Perusahaan Pemalsu Pupuk
Erick Thohir Gunakan Hak Suara di Pilkada Jakarta 2024, Pilih Pemimpin Suka Bola