Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatatkan neraca pembayaran Indonesia surplus sebesar US$ 2,1 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2014. Hal itu didukung dari perbaikan transaksi berjalan dan surplus transaksi modal.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs mengatakan, surplus neraca pembayaran Indonesia pada kuartal I 2014 mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$ 99,4 miliar pada kuartal IV 2013 menjadi US$ 102,6 miliar pada Maret 2014. Jumlah itu setara 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Advertisement
"Pada April 2014, cadangan devisa terus meningkat hingga mencapai US$ 105,6 miliar. Kinerja neraca pembayaran kuartal pertama 2014 berkontribusi positif dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang," kata Peter.
Selain itu, membaiknya kondisi fundamental ekonomi Indonesia mendorong tingginya minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu mendorong transaksi modal dan keuangan mengalami surplus sebesar US% 7,8 miliar.
Total aliran masuk dana asing tercatat meningkat dari US$ 10,5 miliar pada kuartal IV 2013 menjadi US$ 12,3 miliar pada kuartal I 2014 terutama pada instrumen portfolio.
Peningkatan aliran masuk investasi portofolio asing ini juga didukung dari langkah pemerintah menerbitkan obligasi valas sebagai salah satu sumber pembiayaan defisit fiskal.
"Surplus transaksi modal dan finansial juga bersumber dari aliran masuk investasi langsung asing yang masih kuat dan tercatat pada level relatif sama dengan kuartal sebelumnya," kata Peter.
Akan tetapi surplus transaksi modal pada kuartal I 2014 lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan IV 2013 sebesar US$ 8,8 miliar. Hal ini dipengaruhi oleh penempatan simpanan swasta di luar negeri seiring derasnya aliran masuk investasi portofolio.