Liputan6.com, Jakarta - Rekapitulasi hasil Pileg nasional telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat 9 Mei malam pukul 23.30 WIB. Padahal ada beberapa wilayah yang sejak Pemilu 1999 telah bermasalah dan tak pernah mengalami perbaikan, salah satunya Nias Selatan.
Karenanya, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anshori Siregar menilai, Nias Selatan sebaiknya didiskualifikasi dari Pemilu.
"Nias Selatan sudah 4 kali pemilu, 1999, 2004,2009, dan 2014. Ini selalu biang kerok. Setelah tahu hasil, lalu diulang lagi. Ini menganggu nasional," ujar Anshori di Jakarta, Sabtu (10/5/2014).
"2004 lalu saya ingat Ketua KPU Nias Selatan dipidana dan tak jera-jeranya terulang lagi. Jadi saya minta itu didiskualifikasi saja. Tanpa Nias juga perolehan kursi itu sama seperti sekarang."
Hal ini pun disambut oleh 'anggukan' politisi PDIP yang juga anggota Komisi II DPR Yosonnah H Laoly. Menurutnya, terjadi pemindahan dan pengelembungan suara secara besar-besaran di Nias Selatan.
"Rekap nasional penuh catatan-catatan yang sangat mengagetkan. Terjadi penggelembungan suara secara besar-besaran. Itu sangat masif dan terdengar di mana-mana," ujar Yasonnah.
Politisi PDIP itu menerangkan, di Nias Selatan terjadi pemindahan suara yang masif. Bahkan suara PDIP nihil di sana, meski Nias Selatan termasuk basis partai banteng moncong putih itu.
Pimpinan Bawaslu Daniel Zuchron pun merespons pernyataan Anshori dan Yasonna. Ia membenarkan selama proses rekapitulasi suara Pileg di KPU, pembahasan Nias Selatan selalu paling alot. Akhirnya, lanjut Daniel, Bawaslu sampai mengeluarkan rekomendasi pemilihan suara ulang (PSU).
"Rekap ulang tak mampu juga, maka kami Bawaslu rekomendasikan nonaktifkan KPU Nias Selatan. Jadi KPU Sumatera Utara terima hasil dari Nias Selatan apa adanya," tegasnya.
Namun, untuk mendiskualifikasinya perlu peraturan baru. "Harus ada peraturannya, tak bisa langsung," pungkas Daniel. (Sss)
Biang Kerok Sejak 1999, Nias Selatan Harus Dicoret dari Pemilu?
"Tanpa Nias juga perolehan kursi itu sama seperti sekarang," ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anshori Siregar.
diperbarui 10 Mei 2014, 10:44 WIBAnak-anak bermain hombo (lompat) batu di desa tradisional Bawomataluo, Nias Selatan, Sumut. Generasi pelompat batu Nias terbentuk karena keinginan sendiri dan tanpa pelatihan khusus.(Antara)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Fakta Terkait Kecelakaan Truk Tronton di Lampu Merah Slipi, Dua Orang Meninggal
350 Kata-kata Bijak Opportunity Quote untuk Inspirasi
iPhone 17 Pro Tinggalkan Desain Titanium, Hadir dengan Kamera dan Material Baru
Belum 2 Minggu Menjabat, Victoria Kjaer Theilvig Diminta Copot Mahkota Miss Universe 2024 karena Lypsinc
Warga RI Sering Kena Penipuan Sektor Jasa Keuangan? Ini Biang Keroknya
Kenapa Hidup Kita Susah? Simak Kata Buya Yahya
Resep Dadar Jagung Gurih dan Renyah yang Mudah Dibuat, Coba Juga 6 Variasinya
Hasil Quick Count Pilkada 2024 Kota Sukabumi: Ayep-Bobby Unggul di Atas 44%
350 Inspiring Life Quote of the Day to Motivate You
Imam-Ririn Klaim Kemenangan 51,5 Persen Versi Data PKS pada Pilkada Depok 2024
Pengumuman Pemenang Pilkada 2024 Kapan? Cek Jadwal dan Tahapannya
Culas Itu Apa: Memahami Makna dan Dampak Perilaku Curang dalam Kehidupan Sehari-hari