Partai Golkar Gamang di Tengah Poros Jokowi dan Prabowo

Partai Golkar hingga kini belum menentukan partner koalisinya.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Mei 2014, 13:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Memperoleh lebih dari 14 persen suara dan menempati partai ke-2 terbesar, tidak menjadikan Partai Golkar mantap menetapkan langkah. Padahal sejak jauh-jauh hari Partai Golkar juga sudah memutuskan Aburizal Bakrie, sebagai calon presidennya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (11/5/2014), kendati terus menjalin komunikasi politik dengan berbagai parpol lain, Partai Golkar hingga kini belum menentukan partner koalisinya.

April lalu saat ditemui calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo, Aburizal Bakrie, menampik wacana berkoalisi dengan moncong putih. Sebab, menurut Ical, jika berpartner dengan Jokowi, maka Jokowi lah yang harus menjadi wakilnya.

Ketika pembentukan poros politik mengerucut menjadi poros Jokowi dan poros Prabowo, Ical pada awal Mei lalu sempat menemui calon presiden Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat. Sempat muncul isyarat Ical siap jadi wapres Prabowo, meski akhirnya wacana tersebut menguap seiring makin merapatnya Hatta Rajasa ke kubu Prabowo.

Walau terkesan dibayangi kegamangan, petinggi Partai Golkar sendiri menegaskan pencapresan Aburizal Bakrie masih berlaku.

Dalam beberapa hari mendatang, Partai Golkar akan menggelar Rapimnas untuk menentukan sikap, langkah koalisi, maupun soal pencapresan.

Kegamangan juga melanda Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang sempat dilanda konflik pasca keputusan sepihak ketua umumnya untuk berkoalisi dengan Prabowo. Setelah keputusan itu dianulir, Partai Kabah belum mengambil sikap lagi.

Tadi malam Rapimnas PPP diskors, karena terjadi kebuntuan. PPP belum memutuskan ke mana akan berlabuh, karena peserta masih berbeda-beda pendapat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya