Citizen6, Jakarta Sebenarnya sudah cukup lama saya mengetahui internet, kira-kira tahun 1999. Namun pada saat itu saya hanya sebatas melihat ayah menggunakan internet yang saat itu masih menggunakan dial up dengan telepon rumah. Karena masih kecil saya belum begitu mengerti dan belum mau tahu apa yang dilakukan ayah saat itu.
Baru pada sekitar tahun 2002 saya benar-benar mengenal internet. Saat itu saya masih duduk di kelas 5 SD. Kakak sayalah yang pertama kali mengenalkan internet kepada saya. Saat itu kakak membantu saya mencarikan artikel untuk tugas sekolah saya.
Advertisement
Saya masih ingat nada unik suara koneksi dial up ketika akan menyambung ke internet. Tuut tulilalilut teeet... Hahaha kira-kira begitu lah suaranya. Pada saat itu belum banyak yang saya lakukan dengan internet. Paling-paling hanya untuk mencari tugas dan chatting, ya chatting menggunakan mIRC. Hahaha jadul sekali saya.
Saat itu sedang ngetren-ngetrennya chatting. Cari teman baru lewat internet. Sering sekali saya bersama teman-teman sekolah nongkrong di warnet buat sekadar “ngobrol” dengan teman maya lewat internet. Kadang kami juga sengaja mencari cewek-cewek cantik lewat chatting, maklum lah remaja.
Chatting basa-basi sebentar, menanyakan alamat friendster, lihat profil picture-nya. Kalau cantik saya add dan lanjutkan chattingnya, kadang malah sampai tukar nomor telepon, hahaha. Unik-unik memang pengalaman saya waktu itu. Pernah suatu hari sehabis pulang sekolah saya dan teman-teman total ada enam orang langsung bergerombol, ramai-ramai pergi ke warnet.
Karena jarak warnet yang cukup jauh dari sekolah kami, kami berbonceng-boncengan naik sepeda untuk menuju ke warnet itu. Sampai di wanet, karena saat itu sedang ngetren-ngetrennya internet, warnet hampir penuh dan hanya ada satu bilik warnet yang kosong.
Alhasil sambil menunggu ada bilik lain yang kosong kami berdesak-desakan memenuhi salah satu bilik warnet yang hanya berukuran 1,5x1,5 m. Saat itu hanya bilik kami yang paling ramai. Kami berjubel berdiri (hanya dua dari kami yang duduk karena kursi yang disediakan memang hanya dua).
Karena saking semangatnya kami ingin melihat layar monitor komputer, kami terus berdesak-desakan, saling dorong, heboh sekali. Hingga akhirnya bilik warnet yang terbuat dari triplek tidak mampu menahan gejolak jiwa muda kami, hahaha. Bilik warnet pun akhirnya roboh meninggalkan kami berenam yang melongo kebingungan, takut.
Datang lah operator warnet sambil berlari terburu-buru ingin melihat kerusuhan apa yang kami lakukan. Yah, kami pun disemprot habis-habisan. Kami takut, malu, terdiam membisu, hehe. Akhirnya kami mengajukan opsi damai untuk iuran mengganti kerusakan bilik itu.
Operator warnet yang mungkin kasihan juga melihat kami yang masih imut-imut ini ketakutan akhirnya mau menerima uang ganti rugi yang kami berikan walaupun kami yakin belum cukup untuk memperbaiki bilik tadi. Kami pun pulang dengan lesu, mengubur keinginan kami untuk bermain internet hari itu karena uang yang seharusnya untuk membayar sewa warnet malah kami gunakan untuk biaya ganti rugi kerusakan yang kami lakukan.
Pengirim:
Kusuma Habirawa
Twitter: @hakkuna99Disclaimer
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com.
Mulai Selasa, 9 Mei 2014 sampai dengan 25 Mei 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Pengalaman Pertama Berinternet". Ada 2 router DLink (DIR-605L) untuk 2 orang pemenang dan 4 merchandise ekslusif dari Liputan6. com. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini. Program menulis bertopik kali ini disupport oleh @DlinkID